Wanita memiliki
Kekurangan Akal
Penelitian Islam
tentang Mukjizatnya Sabda Rasulullah tentang Wanita
Oleh : Aziz Muhammad Abu Kholaf , Peneliti Islami.
Oleh : Aziz Muhammad Abu Kholaf , Peneliti Islami.
Begitu banyak
tuduhan-tuduhan negatif yang ditujukan kepada Islam, bahwa Islam tidak
menghormati hak asasi perempuan (HAP), sehingga akhirnya pun banyak diadakan
seminar-seminar, diskusi-diskusi, program-program "pemberdayaan" di
berbagai tempat untuk mengusung tema ini. Dan tema yang diusung adalah seputar
"Akal perempuan dan pandangan Islam tentang kurangnya akal
perempuan".
Dan ini bisa
dibuktikan dengan adanya hadits sah dari Rasulullah -yang termaktub di dalam
shahihain, Bukhari dan Muslim- bahwasannya perempuan akalnya kurang. Maka,
apakah yang akan mereka katakan bahwa itu adalah benar memang adanya? Dan
apakah para perempuan memang memiliki akal yang kurang ? Dan apakah Rasulullah
mensifati perempuan dengan sidat itu memang demikian maksudnya, ataukah justeru
maksudnya kebalikan dari itu?
Hadits Kurangnya Akal
Perempuan
Imam Muslim
meriwayatkan dalam Shahih-nya:
Wahai wanita yang beriman seluruhnya, bershadaqahlah kalian semua, dan perbanyaklah kalian beristighfar, karena aku telah melihat bahwa mayoritas penghuni neraka adalah dari kalangan kalian". Maka seorang wanita pun menyela dan bertanya, "Kenapa kami menjadi penghuni neraka yang terbanyak?" Rasulullah bersabda, "Kalian banyak melaknat, dan kufur nikmat kepada suami-suami kalian, dan aku tidak melihat kelompok manusia yang kurangnya akal dan kurangnya agama kecuali dari kalian". Bertanya seorang wanita tadi, "Wahai Rasulullah, Apa kurang akalnya dankurang agamanya perempuan ?" Maka bersabdalah Rasulullah, "Adapun kurang akalnya perempuan adalah karena kesaksian dua orang perempuan sama dengan kesaksian seorang laki-laki, dan ini namanya kurang akalnya perempuan, dan kalian tidak shalat dan tidak puasa Ramadhan ketika datang haidh, dan ini pun kurangnya agama kalian, dan kalian mengingkari hak-hak suami kalian".
Wahai wanita yang beriman seluruhnya, bershadaqahlah kalian semua, dan perbanyaklah kalian beristighfar, karena aku telah melihat bahwa mayoritas penghuni neraka adalah dari kalangan kalian". Maka seorang wanita pun menyela dan bertanya, "Kenapa kami menjadi penghuni neraka yang terbanyak?" Rasulullah bersabda, "Kalian banyak melaknat, dan kufur nikmat kepada suami-suami kalian, dan aku tidak melihat kelompok manusia yang kurangnya akal dan kurangnya agama kecuali dari kalian". Bertanya seorang wanita tadi, "Wahai Rasulullah, Apa kurang akalnya dankurang agamanya perempuan ?" Maka bersabdalah Rasulullah, "Adapun kurang akalnya perempuan adalah karena kesaksian dua orang perempuan sama dengan kesaksian seorang laki-laki, dan ini namanya kurang akalnya perempuan, dan kalian tidak shalat dan tidak puasa Ramadhan ketika datang haidh, dan ini pun kurangnya agama kalian, dan kalian mengingkari hak-hak suami kalian".
Hadits ini tidaklah
mungkin kita fahami tanpa kita korelasikan dengan ayat Al-Qur'an yang mulia
tentang perempuan menjadi saksi. Allah berfirman:
Maka ambilah dua orang laki-laki menjadi saksi, maka jika tidak tidak ada dua orang, maka seorang laki-laki dan dua orang perempuan yang kalian ridhai agamanya untuk menjadi saksi. Yang demikian itu agar kalau salah seorangnya lupa, maka yang lain mengingatkannya (Q.S. Al-Baqarah: 282)
Maka ambilah dua orang laki-laki menjadi saksi, maka jika tidak tidak ada dua orang, maka seorang laki-laki dan dua orang perempuan yang kalian ridhai agamanya untuk menjadi saksi. Yang demikian itu agar kalau salah seorangnya lupa, maka yang lain mengingatkannya (Q.S. Al-Baqarah: 282)
Pemahaman yang salah
dari hadits ini:
Terbersit di dalam
perpepsi sebagian orang yang eror dengan senang dan girang menjelekkan Islam.
Mekeka menyimpulkan bahwa kurangnya akal perempuan adalah kurangnya kemampuan
otak, daya fikir perempuan lemah di bandingkan laki-laki, Andai mereka mau
memperhatikan hadits tersebut, tentu mereka akan menemukan jawabannya, yaitu
bahwa salahnya kesimpulan mereka bahkan bertentangan dengan hadits itu sendiri.
Rinciannya adalah sbb.:
1. Disebutkan di dalam
hadits tersebut tentang adanya seorang perempuan yang menyela Rasulullah dengan
bertanya. Dan orang yang menyela tersebut sebagaimana penjelasan ulama adalah
memiliki akal, fikiran, dan dewasa. Maka bagaimana mungkin perempuan ia
memiliki kurang akal sedangkan pada saat yang sama ia dewasa dan punya fikiran?
2. Rasulullah takjub
dengan kemampuan perempuan dan bahwasannya seorang dari mereka bisa mengungguli
seorang laki-laki yang cerdas sekalipun. Maka bagaimana mungkin ia dikatakan
kurang akal padahal mengalahkan kecerdasan seorang laki-laki?
3. Dialog tersebut
adalah antara Rasulullah dengan wanita muslimah yang terkait dengan hukum-hukum
Islam: kadar kesaksian wanita dan shalat, serta puasa. Lalu, andai ada seorang
wanita kafir lagi cerdas lalu ia pun masuk Islam, apakah ia tiba-tiba menjadi
kurang akalnya ?
Pemahaman-pemahaman
yang demikian adalah karena mengambil sepotong-sepotong nash hadits dan tidak
melihat kepada keseluruhan nash, ia tidak mengkorelasikan antar sebagian nash
dengan sebagian nash lainnya, atau ayat Al-Qur'an. Padahal hadits tersebut
hanya membicarakan tentang alasan kurangnya akal wanita, yaitu bahwa kesaksian
dua orang wanita adalah sama dengan kesakisian seorang laki-laki. Dan ayat
Al-Qur'an pun demikian, yang jika ada seorang perempuan saksi lupa, maka
diingatkan oleh yang lainnya. Dan Al-Qur'an tidak menyatakan bahwa perempuan
lemah akalnya, dan juga tidak menyatakan bahwa dibutuhkannya dua orang saksi
perempuan karena daya fikir wanita lebih lemah daripada daya fikir laki-laki.
Apa yang dimaksud
dengan Daya Fikir dan Akal ?
Daya fikir adalah
aktivitas otak dengan bantuan data empirik sesuai dengan eksperien dan
kecerdasan untuk mendapatkan tujuan, atau mendapatkan hujjah atau menghilangkan
kendala.
Data empirik adalah
sesuatu yang bisa dilihat atau disaksikan dan dibuktikan. Dan Eksperien adalah
pengetahuan yang diperoleh manusia sesuai dengan fakta empirik dan melalui
metodologi ilmiah.
Adapun kecerdasan
adalah gambaran tentang kemampuan dasar otak yang ada pada manusia yang
berbeda-beda tingkatannya. Daya pikir membutuhkan hujah/dalil untuk
membantunya. Dan hal itu tidak mungkin tercapai kecuali dengan menghilangkan
kendala-kendala dan menghindarkan dari terjerumus dalam kesalahan dengan skill
dan semangat untuk melakukannya.
Penjelasan tentang
batasan daya fikir ini tidak berbeda antara laki-laki atau pun perempuan. Pun
penjelasan ini tidak menunjukkan adanya perbedaan perolehan ilmu yang terkait
dengan penelaahan otak, berfikir, dan belajar antara laki-laki dan perempuan
dari aspek daya pikir dan belajar. Juga, tidak menunjukkan adanya perbedaan
kemampuan otak dan kecerdasan, syaraf otak, cara memperoleh informasi, serta
tidak ada keunggulan pada masing-masingnya kecuali hanya dalam hal-hal yang
mempribadi.
Oleh karena itu, daya
fikir bukanlah kemampuan akal atau kecerdasan semata, bahkan daya fikir lebih
luas dari hal itu, termasuk di dalamnya hal-hal lain yang berjalan dalam
tahapan berfikir ilmiah. Yaitu aktivitas yang terstruktur dan bukan sederhana.
Sebagaimana demikian juga akal dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-Sunnah adalah
lebih luas daripada sekedar berfikir. Akan tetapi aktivitas berfikir yang
ditujukan untuk beramal/beraktivitas. Oleh karena itu, kami akan memberikan
catatan tambahan terhadap hadits di atas dengan penjelasan yang detail. yaitu
bahwa kurangnya akal wanita adalah kurang dalam hal metode/tahapan berfikir
ilmiah yang berpengaruh kepada fikiran, dan bukan pada kemampuan alami fikir
itu sendiri atau kemampuan otak sebagaimana anggapan sebagian besar manusia.
Dimanakah Mukjizat
Rasulullah tentang hadits ini?
Nash-nash Al-Qur'an
dan Al-Sunnah tidak membedakan antara kemampuan akal laki-laki dengan kemampuan
akal perempuan. Hal ini terlihat jelas dalam konteks pembicaraan iman secara
umum, baik perempuan atau pun laki-laki. Ini bila kita kaitkan antara nash-nash
yang membicarakan kecerdasan, kemampuan, pendapat-pendapat yang benar dari
perempuan dalam sejumlah permasalahan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Oleh karena
itu, tidak pernah ada secara ilmiah, adanya perbedaan kemampuan akal wanita
dengan laki-laki. Dan nash Al-Qur'an dan Sunnah tidak bertentangan dengan hal
ini. Maka, yang dimaksud dengan kurang akalnya perempuan sebagaimana yang
disebutkan di dalam nash adalah bukan pada kemampuan akal. Sebab aktivitas
berfikir adalah aktivitas yang terpaut dengan hal-hal lain dari kerja syarat,
dan terkandung di dalamnya kemampuan akal, dan hal-hallain semisal data empirik
dan eksperien/pengalaman.
Jika kita tilik pada
ayat di atas, kita kan
mendapatkan bahwa alasan dari hal itu adalah kadar kesaksian: bila lupa
diingatkan. Dan lupa atau ingat adalah hal yang terkait dengan data empirik dan
pengalaman. Dan ini sama antara laki-laki atau perempuan. Akan tetapi perempuan
memiliki kekhususan-kekhususan, dimana ia banyak mengalami keadaan yang
berbeda-beda "banyak mengalami siklus hidup", seperti siklus yang
berkaitan dengan tubuhnya, perasaannya, dimana keduanya sangat berpengaruh
kepada proses berfikirnya. Ini, bila kita kaitkan pada hadits tersebut yang
berbicara tentang hukum-hukum Islam dalam masyarakat Muslim, dan wanita
dihukumi sesuai tabiat dan kehidupan kesehariannya dalam masyarakat islami
secara lebih khusus dimana pengalamannya lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki
secara umum, apalagi pada moment yang memang wanita jarang berkecimpung di
dalamnya.
Jadi, kurang akal di
sini terkait dengan hal-hal lain, bukan kemampuan akal itu sendiri, sebagaimana
yang difahami kebanyakan orang sehingga ia menghukumi sesuatu tanpa di landasi
dengan analisis atau pemahaman yang benar.
Dan sudah datang masanya bagi mereka untuk kembali kepada pemahaman yang benar ini, dan adil di dalam mensikapi Islam dengan seadil-adilnya. Dan bagi wanita, maka berjalanlah mengikuti nash-nash tersebut dan yakinlah kepada Rabb kalian, yakinlah kepada agama kalian (Islam), dan berbanggalah dengan Islam ini.
Dan sudah datang masanya bagi mereka untuk kembali kepada pemahaman yang benar ini, dan adil di dalam mensikapi Islam dengan seadil-adilnya. Dan bagi wanita, maka berjalanlah mengikuti nash-nash tersebut dan yakinlah kepada Rabb kalian, yakinlah kepada agama kalian (Islam), dan berbanggalah dengan Islam ini.
Catatan:
Makalah ini adalah salah satu hasil penelitian yang panjang. Bagi yang mau melihat secara lebih lengkap, kami sudah ajukan ke "Muktamar Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Qur'an", dan bisa diakses pada situs-situs di bawah ini:
1. http://www.islamway.com/bindex.php?section=articles&article_id=269 تنمية مهارات التفكير
2. http://www.islamway.com/bindex?section=articles&article_id=340 مواجهة المشاكل والتغلب عليها
3. http://www.lahaonline.com/Daawa/DaawaObsta/a2-30-02-1424.doc_cvt.htm كيف واجهت أم المؤمنين عائشة حادثة الإفك؟
Penerjemah: Abu Muhammad ibn Shadiq ( Sabtu, 27122003M / 04111424H )
Makalah ini adalah salah satu hasil penelitian yang panjang. Bagi yang mau melihat secara lebih lengkap, kami sudah ajukan ke "Muktamar Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Qur'an", dan bisa diakses pada situs-situs di bawah ini:
1. http://www.islamway.com/bindex.php?section=articles&article_id=269 تنمية مهارات التفكير
2. http://www.islamway.com/bindex?section=articles&article_id=340 مواجهة المشاكل والتغلب عليها
3. http://www.lahaonline.com/Daawa/DaawaObsta/a2-30-02-1424.doc_cvt.htm كيف واجهت أم المؤمنين عائشة حادثة الإفك؟
Penerjemah: Abu Muhammad ibn Shadiq ( Sabtu, 27122003M / 04111424H )
0 comments:
Post a Comment