KEAJAIBAN FLORA DAN FAUNA
HARUN YAHYA
DAFTAR ISI
Tentang Pengarang
Daftar Isi
Kemampuan Memahami Ayat-Ayat Allah...
Bab 1 Empat
Binatang yang Disebutkan dalam Al Quran
Nyamuk
• Sepit
Khusus untuk Kawin
• Perjalanan
Luar Biasa Sang Nyamuk
• Menetasnya
Telur
• Teknik
Mengisap Darah yang Menakjubkan
• Bagaimana
Nyamuk Mengindra Dunia Luar?
Lebah Madu
• Organisasi
yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah
• Penyimpanan
Maksimal dengan Bahan Minimal
• Ciri-Ciri
Lain Sarang Madu
• Cara
Menentukan Arah
• Metode
Penandaan Bunga
• Keajaiban
Madu
Unta
• Daya Tahan yang Luar Biasa Terhadap
Lapar dan Haus
• Hewan
Istimewa untuk Melayani Manusia: Unta
• Unit
Penggunaan Air yang Baik
• Pemanfaatan
Maksimal Makanan dan Air
• Perlindungan
terhadap Angin Tornado
• Perlindungan
terhadap Kondisi Cuaca yang Terik dan Membekukan
• Perlindungan
terhadap Pasir yang Membakar
Lalat
• Pandangan
Panoramik dari Ribuan Lensa
• Pompa
Penyerap pada Lalat : Belalai
Bab 2 Tanda-Tanda
Kekuasaan Allah pada Makhluk Hidup
Para Pemangsa Ulung
• Laba-laba
Pelompat
• Sudut
Pandang 360o
• Teknik
Menyamar
• Ikan
dengan Pistol Air
• Bagaimana
Ular Berjalan di Atas Pasir?
• Ular
Derik
• Pemangsa
Ulung: Bunglon
• Pemangsa
yang Unik: Tumbuhan Venus
Sistem Pertahanan Diri
• Senjata
Kimiawi
• Kumbang
Penyemprot
• Berpura-pura
Mati atau Terluka
• Pertahanan
Ulat Berkepala Merah: Semprotan Cairan Asam
• Bau
Busuk dari Sigung dan Marrow Bug
• Memanfaatkan
Kemiripan
• Perisai
dan Duri
• Penyamaran
• Warna
Bulu yang Berubah Sesuai Musim dan Tanah
• Mata
Palsu
Arsitek-Arsitek yang Mengagumkan
• Menara
Rayap
• Semut
Penenun
Rahasia Reproduksi Hewan
• Penguin:
Hewan yang Diciptakan Sesuai Iklim Kutub
• Semuanya
Hanya untuk Anak Penguin
• Kanguru:
Tokoh dalam Kisah Kelahiran yang Luar Biasa
• Ibu
Macam Apakah Buaya Itu?
• Teknologi
Pemanfaatan Panas Burung Megapoda
• Megapoda
Jantan: Termometer yang Peka
• Burung
Cuckoo
• Perang
Antara Tawon “Pepsis” dan Tarantula
Migrasi Burung
• Bagaimana
Burung Menentukan Waktu Migrasi?
• Penggunaan
Energi
• Teknik
Terbang
• Terbang
Sangat Tinggi
• Indra
Pendengaran yang Sempurna
• Persepsi Arah
KEPADA PEMBACA
Buku ini berisi fakta-fakta yang
meruntuhkan teori evolusi. Semua ini untuk menangkal kekeliruan pandang akibat
teori ini, yang telah begitu lama menjadi landasan bagi semua filsafat
anti-Tuhan. Darwinisme menolak fakta penciptaan, dan lebih jauh lagi,
penciptaan Allah, dan selama 140 tahun terakhir filsafat ini telah membuat
banyak orang meninggalkan kepercayaannya atau jatuh ke dalam keraguan. Oleh
karena itu, sangat penting kiranya menunjukkan bahwa teori ini merupakan suatu
kekeliruan dan penipuan, dan menyebarkannya kepada semua orang.
Seperti dalam buku-buku lain karangan
penulis, penjelasan yang disampaikan dilengkapi dengan ayat-ayat Al Quran dan
para pembaca diajak untuk mempelajari dan hidup dengan ayat-ayat tersebut.
Semua subjek yang berhubungan dengan ayat-ayat Allah dijelaskan tanpa meninggalkan
ruang apa pun bagi keraguan atau pertanyaan dalam pikiran pembaca.
Penuturan yang tulus, terus-terang
dan lancar akan memungkinkan setiap pembaca dari berbagai usia dan kelompok
sosial memahami buku-buku ini dengan cepat dan mudah. Bahkan mereka yang keras
menentang ketuhanan akan tersentuh dengan fakta-fakta yang diungkapkan dalam
buku-buku ini dan tidak dapat membantah kebenaran isinya.
Buku ini dan semua karya-karya lain
dari penulis dapat dibaca secara perorangan atau dikaji bersama dalam suatu
diskusi. Membaca buku-buku ini dalam kelompok pembaca akan sangat bermanfaat,
karena para pembaca dapat mengutarakan perenungan dan pengalaman mereka kepada
yang lainnya.
Akhirnya, buku-buku yang ditulis
semata untuk mencari keridhaan Allah ini dapat menjadi sarana yang amat efektif
untuk memahami maupun menyampaikan Islam kepada orang lain.
TENTANG PENGARANG
Pengarang, yang menulis dengan nama
pena HARUN YAHYA, lahir di Ankara pada tahun 1956. Setelah menyelesaikan sekolah
dasar dan menengahnya di Ankara, ia kemudian mempelajari seni di Universitas
Mimar Sinan, Istambul dan filsafat di Universitas Istam-bul. Semenjak 1980-an,
pengarang telah menerbitkan banyak buku bertema politik, keimanan, dan ilmiah.
Harun Yahya terkenal sebagai penulis yang menulis karya-karya penting yang
menyingkap kekeliruan para evolusionis, ketidak-sahihan klaim-klaim mereka dan
hubungan gelap antara Darwinisme dengan ideologi berdarah seperti fasisme dan
komunisme.
Nama penanya berasal dari dua nama
Nabi: “Harun” dan “Yahya” untuk memuliakan dua orang nabi yang berjuang melawan
kekufuran. Stempel Nabi pada cover buku-buku penulis bermakna simbolis yang
berhubungan dengan isi bukunya. Stempel ini mewakili Al Quran, kitabullah
terakhir, dan Nabi kita, penutup segala nabi. Di bawah tuntunan Al Quran dan
Sunah, pengarang menegaskan tujuan utamanya untuk menggugurkan setiap ajaran
fundamental dari idelogi ateis dan memberikan “kata akhir”, sehingga membisukan
sepenuhnya keberatan yang diajukan melawan agama.
Semua karya pengarang ini berpusat
pada satu tujuan: menyampaikan pesan-pesan Al Quran kepada masyarakat, dan
dengan demikian mendorong mereka untuk memikirkan isu-isu yang berhubungan
dengan keimanan, seperti keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan hari akhirat, dan
untuk menunjukkan dasar-dasar lemah dan karya-karya sesat dari sistem-sistem
tak bertuhan.
Karya-karya Harun Yahya dibaca di
banyak negara, dari India hingga Amerika, dari Inggris hingga Indonesia.
Buku-bukunya tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol,
Portugis, Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbia-Kroasia (Bosnia), Polandia,
Melayu, Turki Uygur, dan Indonesia, dan dinikmati oleh pembaca di seluruh
dunia.
KEMAMPUAN MEMAHAMI
AYAT-AYAT ALLAH
“Dan katakanlah, ‘Segala puji bagi
Allah,
Dia akan memperlihatkan kepadamu
tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada
lalai dari apa yang kamu kerjakan’.”
(QS. An-Naml, 27: 93) !
Masyarakat zaman sekarang
memperlakukan Al Quran berbeda sama sekali dengan tujuan penurunan Al Quran
sebenarnya. Di dunia Islam secara umum, sedikit sekali orang yang menge-tahui
isi Al Quran.
Sebagian di antara mereka sering
menyampul Al Quran dengan ba-gus dan menggantungnya pada dinding rumah, dan
orang-orang tua membacanya sekali-sekali. Mereka beranggapan bahwa Al Quran
melin-dungi pembacanya dari “kemalangan dan kesengsaraan”. Menurut ke-percayaan
ini, Al Quran dianggap semacam jimat penangkal bala.
Padahal, ayat-ayat Al Quran
menyatakan bahwa tujuan Al Quran diwahyukan sama sekali berbeda. Misalnya,
dalam surat Ibrahim ayat ke-52, Allah menyatakan, “(Al Quran) ini adalah
penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya
Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran.” Dalam banyak ayat lain, Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan
utama diturunkannya Al Quran adalah untuk mengajak manusia bertafakur.
Dalam Al Quran, Allah mengajak
manusia agar tidak mengikuti secara buta kepercayaan dan norma-norma yang
diajarkan masyarakat, agar merenung dengan terlebih dahulu menyingkirkan segala
prasangka, hal tabu, dan batasan yang ada dalam pikiran mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana ia
menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia akan mati, dan apa yang terjadi
setelah kematian. Ia hendaknya mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh
alam semesta ini menjadi ada dan bagaimana keduanya terus-menerus ada. Selagi
melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan
prasangka.
Jika seseorang berpikirdengan
membebaskan akal dan nuraninya dari segala ikatan sosial, ideologis, dan
psikologispada akhirnya ia akan merasakan bahwa seluruh alam semesta, termasuk
dirinya, telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Mahatinggi. Bahkan ketika meng-amati
tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam, ia akan melihat ada-nya
keserasian, perencanaan, dan kebijaksanaan dalam perancangannya.
Al Quran memberikan petunjuk kepada
manusia dalam masalah ini. Dalam Al Quran, Allah memberitahukan apa yang hendaknya
kita re-nungkan dan kita amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al
Quran, seseorang yang beriman kepada Allah akan dapat lebih baik merasakan
kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu, dan kekuasaan Allah da-lam ciptaan-Nya. Jika
seorang beriman mulai berpikir sesuai dengan cara-cara yang diajarkan dalam Al
Quran, ia pun segera menyadari bahwa seluruh alam semesta adalah sebuah tanda
karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa “alam semesta adalah karya seni, dan
bukan pencipta karya seni itu sendiri.” Setiap karya seni memperlihatkan
keahlian pem-buatnya yang khas dan unik, serta menyampaikan pesan-pesannya.
Dalam Al Quran, manusia diseru untuk
merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan
kesaksian akan keber-adaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al
Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut “tanda-tanda”, yang
berarti “bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan per-nyataan
kebenaran.” Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di
alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan
sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan
hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda
kebesaran Allah.
Sungguh, adalah kewajiban bagi
manusia untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah…. Dengan demikian,
orang tersebut akan menge-nal Sang Pencipta yang menciptakan dirinya dan segala
sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan makna keberadaan
dan hidupnya, dan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat.
Buku ini tidak akan mampu memuat
semua tanda kebesaran Allah yang tak terhitung jumlahnya, tidak juga buku yang
lain. Segala sesuatu, tarikan napas manusia, perkembangan politik dan sosial,
keserasian kos-mis di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil,
semuanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah, dan semuanya berjalan di bawah
kendali dan pengetahuan-Nya, menaati hukum-hukum-Nya. Menemu-kan dan mengenal
tanda-tanda (ayat-ayat) Allah memerlukan upaya pribadi. Setiap orang akan
menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan
nalarnya masing-masing.
Tentu saja, ada panduan yang mungkin
membantu. Pertama-tama, orang dapat mempelajari pokok-pokok tertentu yang
ditekankan dalam Al Quran, agar ia memperoleh mentalitas berpikir yang
menjadikan diri-nya dapat merasakan seluruh alam semesta ini sebagai penjelmaan
dari segala ciptaan Allah.
Buku ini ditulis untuk mengetengahkan
beberapa masalah yang dianjurkan Al Quran agar kita renungkan. Tanda kebesaran
Allah di alam semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl:
“Dia-lah Yang telah menurunkan air
hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggem-balakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanaman-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan
bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami-(nya), dan Dia (me-nundukkan pula)
apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini de-ngan berlain-lainan macamnya.
Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. Dan Dia-lah Allah yang menundukkan
lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar (ikan), dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat
bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di
bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan)
su-ngai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan)
tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bin-tang itulah mereka
mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang
tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?” (QS. An-Nahl, 16: 10-17) !
Dalam Al Quran, Allah mengajak kaum
berakal untuk memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang
biasa dikatakan sebagai hasil “evolusi”, “kebetulan”, atau “keajaiban alam”
belaka.
Sesungguhnya, dalam penciptaan langit
dan bumi dan silih berganti-nya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiada-lah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.” (QS. Ali 'Imran, 3: 191) !
Sebagaimana kita lihat dalam
ayat-ayat ini, kaum berakal melihat tanda kebesaran Allah dan berusaha memahami
ilmu, kekuasaan, dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga ini dengan mengingat
dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas dan ciptaan-Nya
sempurna tanpa cacat.
Bagi orang yang berakal, segala
sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda penciptaan.
“Sesungguhnya, Allah tiada segan
membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun
orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan
ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al
Baqarah, 2: 26) !
BAB 1
Empat Binatang yang Disebutkan dalam Al Quran
“Sesungguhnya, Allah tiada segan
membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun
orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan
ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al
Baqarah, 2: 26) !
Nyamuk
Sebagaimana yang telah disebutkan,
dalam banyak ayat Al Quran Allah memerintahkan manusia untuk memperhatikan alam
dan melihat “tanda-tanda” di dalamnya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di
alam semesta diliputi oleh tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka semua
“diciptakan”, bahwa mereka menunjukkan kekua-saan, ilmu, dan seni dari
“Pencipta” mereka. Manusia bertanggung jawab untuk mengenali tanda-tanda ini
dengan menggunakan akal budinya, untuk memuliakan Allah.
Walau semua makhluk hidup memiliki
tanda-tanda ini, beberapa tanda dirujuk Allah secara khusus dalam Al Quran.
Nyamuk adalah salah satunya. Di surat Al Baqarah , nyamuk disebutkan:
“Sesungguhnya, Allah tiada segan
membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun
orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan
ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.”(QS. Al
Baqarah, 2: 26) !
Nyamuk sering dianggap sebagai
makhluk hidup yang biasa dan tidak penting. Namun, ternyata nyamuk itu sangat
berarti untuk diteliti dan dipikirkan sebab di dalamnya terdapat tanda
kebesaran Allah. Inilah sebabnya “Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu”.
Perjalanan
Luar Biasa Sang Nyamuk
Pada umumnya, nyamuk dikenal sebagai
pengisap dan pemakan darah. Hal ini ternyata tidak terlalu tepat, karena yang
mengisap darah hanya nyamuk betina. Selain itu, nyamuk betina tidak membutuhkan
darah untuk makan. Baik nyamuk jantan maupun betina hidup dari nektar bunga.
Nyamuk betina mengisap darah hanya karena ia mem-butuhkan protein dalam darah
untuk membantu telurnya berkembang. Dengan kata lain, nyamuk betina mengisap
darah hanya untuk memeli-hara kelangsungan spesiesnya.
Proses perkembangan nyamuk merupakan
salah satu aspek yang paling mengesankan dan mengagumkan. Berikut ini adalah
kisah singkat tentang transformasi makhluk hidup dari seekor larva renik
melalui beberapa tahap menjadi seekor nyamuk:
Telur nyamuk, yang berkembang dengan
diberi makan darah, dite-lurkan nyamuk betina di atas daun lembap atau kolam
kering selama musim panas atau musim gugur. Sebelumnya, si induk memeriksa
per-mukaan tanah secara menyeluruh dengan reseptor halus di bawah perutnya.
Setelah menemukan tempat yang cocok, ia mulai bertelur. Telur-telur tersebut
panjangnya kurang dari satu milimeter, tersusun dalam satu baris, secara
berkelompok atau satu-satu. Beberapa spesies bertelur dalam bentuk tertentu,
saling menempel sehingga menyerupai sampan. Sebagian kelompok telur ini bisa
terdiri atas 300 telur.
Telur-telur berwarna putih yang
disusun rapi ini segera menjadi gelap warnanya, lalu menghitam dalam beberapa
jam. Warna hitam ini memberikan perlindungan bagi larva, agar tak terlihat oleh
burung atau serangga lain. Selain telur, warna kulit sebagian larva juga
berubah sesuai dengan lingkungan, sehingga mereka lebih terlindungi.
Larva berubah warna dengan
memanfaatkan faktor-faktor tertentu melalui berbagai proses kimia rumit.
Jelaslah, telur, larva, ataupun induk nyamuk tersebut tidak mengetahui
proses-proses di balik perubahan warna dalam tahap perkembangan nyamuk. Tidak
mungkin ia bisa membuat sistem ini. dengan kemampuan sendiri. Tidak mungkin
pula sistem ini terbentuk secara kebetulan. Nyamuk telah diciptakan dengan
sistem ini sejak mereka pertama kali muncul.
Menetasnya
Telur
Seusai masa inkubasi, larva-larva
mulai keluar dari telur secara hampir bersamaan. Larva, yang terus-menerus
makan, tumbuh dengan cepat. Kulit mereka segera menjadi sempit, sehingga mereka
tidak bisa tumbuh lebih besar lagi. Ini berarti sudah tiba saatnya untuk
pergantian kulit yang pertama. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini
mudah pecah. Larva nyamuk berganti kulit dua kali lagi sampai selesai
berkembang.
Metode makan larva pun menakjubkan.
Larva membuat pusaran kecil di dalam air, dengan menggunakan dua anggota badan
yang berbulu dan mirip kipas angin. Pusaran ini membuat bakteri atau mikroorganisme
lainnya mengalir ke mulutnya. Sambil bergantung terjungkir di dalam air, larva
bernapas melalui pipa udara yang mirip “snorkel” yang digunakan para penyelam.
Tubuhnya me-ngeluarkan cairan kental yang mencegah masuknya air ke lu-bang yang
digunakannya untuk bernapas. Singkatnya, makhluk hidup ini dapat bertahan hidup
melalui banyak keseimbangan rumit yang berhubungan timbal-balik dan saling
mempengaruhi. Jika tidak memiliki pipa udara, ia tidak akan mampu bertahan
hi-dup. Jika tidak ada cairan kental, pipa pernapasannya akan dipe-nuhi air.
Pembentukan dua sistem ini pada dua waktu yang berbeda akan menyebabkan
kematian pa-da tahap ini. Ini menunjukkan bahwa keseluruhan sistem nya-muk
tersebut itu utuh sejak awal. Dengan kata lain, ia telah dicip-takan.
Larva berganti kulit sekali lagi.
Pergantian yang terakhir ini agak berbeda dengan sebelum-nya. Pada tahap ini,
larva mema-suki tahap pendewasaan terakhir, yaitu tahap kepompong. Kepom-pong
yang mereka tempati menja-di sangat sempit. Ini berarti sudah tiba saatnya bagi
larva untuk keluar dari kepompong. Makhluk yang keluar dari kepompong ini
sedemikian berbeda, sehingga sulit dipercaya bahwa kedua wujud ini adalah dua
fase perkembangan dari satu makhluk yang sama. Sebagaimana yang terlihat,
proses perubahan ini terlalu rumit dan sulit untuk dirancang baik oleh larva
ataupun nyamuk betina….
Selama tahap terakhir perkembangan
ini, larva menghadapi bahaya terputusnya pernapasan, sebab lubang pernapasannya
yang mencapai permukaan air melalui pipa udara akan tertutup. Sejak tahap ini,
pernapasan nyamuk tidak lagi menggunakan lubang ini, tetapi melalui dua pipa
yang baru saja muncul pada bagian depan tubuhnya. Oleh karena itulah, pipa-pipa
ini tersembul di permukaan air sebelum pergantian kulit. Nyamuk dalam kepompong
ini sekarang telah dewasa. Ia siap terbang, lengkap dengan semua organ dan
organelnya, seperti antena, tubuh, kaki, dada, sayap, perut, dan matanya yang
besar.
Kepompong tersebut tersobek di bagian
atas. Bahaya terbesar pada tahap ini adalah bocornya air ke dalam kepompong.
Akan tetapi, bagian atas kepompong yang tersobek ini ditutupi suatu cairan
kental khusus, yang berfungsi melindungi kepala nyamuk dari sentuhan air. Ini
saat yang sangat penting. Karena ia dapat jatuh ke air dan mati akibat tiupan
angin, nyamuk harus memanjat ke atas air dan hanya kakinya yang boleh menyentuh
permukaan air. Ia berhasil.
Bagaimana nyamuk pertama kali
mendapatkan “kemampuan” ber-transformasi seperti ini? Mungkinkah sebuah larva
“memutuskan” untuk berubah menjadi seekor nyamuk setelah berganti kulit tiga
kali? Tentu tidak! Sangatlah jelas bahwa makhluk hidup mungil ini, yang
dijadikan perumpamaan oleh Allah, telah diciptakan sedemikian secara khusus.
Teknik
Mengisap Darah yang Menakjubkan
Teknik nyamuk untuk mengisap darah
ini bergantung pada sistem kompleks yang mengatur kerja sama antara berbagai
struktur yang sangat terperinci.
Setelah mendarat pada sasaran,
mula-mula nyamuk mendeteksi sebuah titik dengan bibir pada belalainya. Sengat
nyamuk yang mirip alat suntik ini dilindungi bungkus khusus yang mem-buka
selama proses pengisapan darah.
Tidak seperti anggapan orang, nyamuk
tidak menusuk kulit dengan cara meng-hunjamkan belalainya dengan tekanan. Di
sini, tugas utama dilakukan oleh rahang atas yang setajam pisau dan rahang
bawah yang memiliki gigi yang membengkok ke belakang. Nyamuk menggerakkan
rahang bawah maju-mundur seperti gergaji dan mengiris kulit dengan bantuan
rahang atas. Ketika sengat diselipkan melalui irisan pada kulit ini dan
mencapai pembuluh darah, proses pengeboran berakhir. Sekarang wak-tunya nyamuk
mengisap darah.
Namun, sebagaimana kita ketahui, luka
seringan apa pun pada pembuluh darah akan menyebabkan tubuh manusia
me-ngeluarkan enzim yang membekukan da-rah dan menghentikan kebocoran. Enzim ini
tentunya menjadi masalah bagi nyamuk, sebab tubuh manusia juga akan segera
bereaksi membekukan darah pada lubang yang dibuat nyamuk dan menutup luka
tersebut. Artinya, nyamuk tidak akan bisa mengisap darah lagi.
Akan tetapi, masalah ini dapat
diatasi. Sebelum mulai mengisap darah, ia menyuntikkan cairan khusus dari
tubuh-nya ke dalam irisan yang telah terbuka. Cairan ini menetral-kan enzim
pembeku darah. Maka, nyamuk dapat mengisap darah yang ia butuhkan tanpa terjadi
pembekuan darah. Rasa gatal dan bengkak pada titik yang digigit nyamuk
diakibatkan oleh cairan pencegah pembekuan darah ini.
Ini tentulah sebuah proses yang luar
biasa dan memun-culkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana nyamuk tahu dalam tubuh
manusia ada enzim pembeku?
2. Untuk memproduksi cairan penetral
enzim tersebut, nyamuk perlu mengetahui struktur kimianya. Bagaimana ini bisa
terjadi?
3. Andaipun entah bagaimana nyamuk
mendapatkan pengetahuan itu (!), bagaimana ia memproduksi cairan itu dalam
tubuhnya sendiri dan membuat “rantai teknis” yang dibutuhkan untuk mentransfer
cairan tersebut ke belalainya?
Jawaban semua pertanyaan ini telah
jelas: tidak mungkin nyamuk bisa melakukan semua hal di atas. Ia tidak pula
memiliki akal, ilmu kimia, ataupun lingkungan “laboratorium” yang diperlukan
untuk memproduksi cairan tersebut. Yang kita bicarakan adalah seekor nyamuk
yang hanya beberapa milimeter panjangnya, tanpa akal ataupun kecerdasan, itu
saja!
Jelaslah bahwa Allah, Tuhan dari
langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, telah menciptakan
nyamuk dan manusia, dan memberikan berbagai kemampuan luar biasa dan
menakjubkan tersebut kepada nyamuk.
Picture Text
Sumber makanan utama bagi nyamuk
jantan dan betina adalah nektar.
Sepit
Khusus untuk Kawin
Seekor nyamuk jantan yang telah cukup
dewasa untuk kawin akan menggunakan antenanya - organ pendengar - untuk
menemukan nyamuk betina. Fungsi antena nyamuk jantan berbeda dengan antena
nyamuk betina. Bulu tipis di ujung antenanya sangat peka terhadap suara yang
dipancarkan nyamuk betina. Tepat di sebelah organ seksual nyamuk jantan,
ter-dapat anggota tubuh yang mem-bantunya mencengkeram nyamuk betina ketika
mereka melakukan perkawinan di udara. Nyamuk jantan terbang berkelompok,
sehingga terlihat seperti awan. Ketika seekor betina memasuki kelompok
terse-but, nyamuk jantan yang berhasil mencengkeram nyamuk betina akan
melakukan perkawinan dengannya selama penerbangan. Perkawinan tidak berlangsung
lama dan nyamuk jantan akan kembali ke kelompok-nya setelah perkawinan. Sejak
saat itu, nyamuk betina memerlukan darah untuk perkembangan telurnya.
Pada beberapa spesies nyamuk, induk
betina menyusun ratusan telurnya sehingga menyerupai sampan.
Nyamuk
dalam tahap kepompong
Sistem
Pernapasan
Dalam sistem pernapasannya, larva mengisap
udara dengan menggunakan pipa berongga yang didorong ke atas permukaan air.
Sementara itu, larva menggantung terjungkir di bawah air. Suatu cairan kental
mencegah masuk-nya air ke lubang yang digunakan larva untuk bernapas.
Ketika nyamuk keluar dari air,
kepalanya tidak boleh menyentuh air sama sekali. Jika tidak bernapas satu saat
saja, napasnya akan terputus. Angin sepoi atau riak kecil pada permukaan air
pun dapat berakibat fatal bagi nyamuk.
Bagaimana
Nyamuk Mengindra Dunia Luar?
Nyamuk dilengkapi dengan penerima
panas yang sangat peka. Mereka mengindra segala sesuatu di sekitar mereka dalam
berbagai warna menurut panasnya, seba-gaimana terlihat pada gambar di sebelah
kanan. Karena pengindraannya tidak bergantung pada ca-haya, nyamuk sangat mudah
menentukan letak pembuluh darah dalam ruangan yang gelap sekalipun. Penerima
panas pada nyamuk cukup peka untuk mendeteksi perbedaan suhu hingga sekecil
1/1000C.
Nyamuk memiliki hampir seratus mata.
Seba-gai mata majemuk, mata-mata ini terletak pada bagian atas kepalanya. Dalam
gambar di atas tampak penampang lintang tiga buah mata. Di sebelah kanan tampak
bagaimana citra sebuah benda ditransmisikan dari mata ke otak.
Di samping ini adalah hewan kecil
yang hidup sebagai parasit pada nyamuk. Kita telah mempelajari sebagian kecil
saja sistem-sistem luar biasa pada nyamuk - seperti cara makan, reproduksi,
perna-pasan, peredaran darah. Jika kita me-nyadari bahwa kutu ini juga memiliki
berbagai sistem kompleks dan fungsi organis, kita pun lebih memahami betapa
tanda-tanda kebesaran Allah itu tak terbatas.
“Segala sesuatu yang ada di langit
dan bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahabesar, Mahabijaksana.
Kekuasaan dari langit dan bumi adalah milik-nya. Ia memberikan hidup dan
menjadikan mati. Ia memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.” (QS. Al Hadid, 57:
1-2) !
LEBAH
MADU
Hampir semua orang tahu bahwa madu
adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali yang
menya-dari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu.
Sebagaimana kita ketahui, sumber
makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena
itulah, lebah men-campur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan
cair-an khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat
bergizi yang baru - yaitu madu - dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa
lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan.
Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak
menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu
dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata “wahyu” yang
telah diberikan kepada lebah, seperti disebut-kan dalam ayat tadi.
Lebah memproduksi madu bukan untuk
diri mereka sendiri, melain-kan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di
alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam
yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkan-nya
dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Organisasi
yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah
Kehidupan lebah di sarang dan
produksi madunya sangatlah menak-jubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci,
marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah harus
melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi
yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan ventilasi:
Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi,
harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah
batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya.
Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut.
Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok
khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah
sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil
menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang
standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain.
Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua
sudut sarang.
Sistem ventilasi ini juga bermanfaat
melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Sistem kesehatan: Upaya lebah untuk
menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan
panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna
untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteri. Tujuan
utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menim-bulkan
bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu,
dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau
serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah
bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk benda asing yang lebih besar
yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan mekanisme pertahanan lain.
Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi suatu zat yang disebut
“propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini diproduksi dengan
cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada resin
yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Resin
lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan
pada retakan, resin tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan
membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari
ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai pertanyaan
muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini
membuat propolis ideal untuk pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat
tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi suatu zat, yang hanya bisa
dipro-duksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan teknologi, dengan
pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati
dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembal-saman akan mencegah hal
ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki
pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor
serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang
telah diilhamkan Tuhannya.
Penyimpanan
Maksimal dengan Bahan Minimal
Sarang yang dibangun lebah dapat
menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan menggunakan
sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut tersusun atas sarang
madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua
permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini
dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini
untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah telah
menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah
yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka
memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematika
memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling
cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksi-mal”. Jika sel-sel
sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak
terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit
lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman yang sama, bentuk sel
segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel segi
enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam memiliki
keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume yang sama, jumlah lilin
yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit daripada untuk
membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya: sel berbentuk segi
enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan
madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya
dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil
ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari
atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi enam ini sangat
praktis dalam banyak hal. Sel-sel ter-sebut pas saat disusun dan menggunakan
satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini menjamin penyimpanan maksimal
dengan lilin mini-mal. Kendatipun agak tipis, dinding sel ini cukup kuat untuk
menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya sendiri.
Selain pada dinding sisi sel, lebah
juga menggunakan prinsip peng-hematan maksimal ini ketika membangun ujung-ujung
bagian bawah.
Sarang dibuat seperti sebuah potongan
pipih dengan dua baris sel yang saling membelakangi. Dalam hal ini, terjadi
masalah pada titik per-temuan dua sel. Masalah ini diselesaikan dengan cara
membangun per-mukaan bawah sel dengan menggabungkan tiga bujur sangkar. Ketika
tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan bawah sel pada sisi lain pun
otomatis terbentuk.
Karena permukaan bawah tersusun dari
plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah sel-sel yang dibuat dengan cara ini
jadi bertambah dalam. Ini berarti volume sel bertambah, dan berarti bertambah
pula jumlah ma-du yang dapat disimpan.
Ciri-Ciri
Lain Sarang Madu
Satu hal lain yang dipertimbangkan
ketika membangun sarang madu adalah kemiringan sel. Dengan menaikkan kemiringan
sel 13 pada kedua sisinya, lebah mencegah sel berposisi sejajar dengan tanah.
Dengan de-mikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja, lebah madu saling
bergelantungan membentuk ling-karan dan bergerombol. Dengan melakukan hal ini,
mereka mengha-silkan suhu yang dibutuhkan untuk produksi lilin. Kantung kecil
dalam perut mereka memproduksi cairan transparan, yang mengalir keluar dan
mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin dengan meng-gunakan
kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke dalam mulut, lalu
mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup lunak, dan
membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang
dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah
dibentuk.
Ada satu hal lagi yang menarik untuk diketahui:
pembangunan sa-rang madu dimulai dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah
secara bersamaan pada dua atau tiga baris yang terpisah. Sementara potongan
sarang madu berkembang ke arah yang berbeda, pertama-tama bagian bawah dari dua
baris tersebut menyatu. Proses ini dilaksanakan dengan selaras dan tertata
secara menakjubkan. Oleh karena itu, sulit dimengerti bahwa sarang madu
sebenarnya terdiri atas tiga bagian terpisah. Potong-an-potongan sarang madu,
yang pembangunannya dimulai dari arah yang berbeda-beda, diatur begitu
sempurna, sehingga kendatipun terda-pat ratusan sudut berbeda dalam
strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang seragam.
Untuk pembangunan tersebut, lebah
harus terlebih dahulu memper-hitungkan jarak antara titik awal dan titik
sambungan. Lalu, mereka men-desain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini.
Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah?
Hal ini senan-tiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat tidak rasional bila
kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas ini, yang hampir tak mampu
dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan organisasi yang sedemikian rumit
dan ter-perinci, mustahil mereka bisa melakukannya sendiri.
Jadi, bagaimana mereka mewujudkannya?
Seorang evolusionis akan menerangkan bahwa peristiwa ini dicapai melalui
“naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat mempengaruhi ribuan lebah secara
bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu kerja kolektif? Andaipun setiap
lebah bertindak berdasarkan “naluri” masing-masing, ini belum cukup. Yang
mereka kerjakan harus bersesuaian dengan naluri lebah-lebah lain untuk dapat
mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena itu, pastilah mereka diarahkan oleh
sebuah “naluri” yang berasal dari satu sumber yang unik. Menimbang bahwa lebah
mulai membangun sarang dari sudut yang berbeda-beda, lalu menggabungkan
pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah pun, dan membangun semua sel
dengan ukuran sama dalam struktur segi enam sempurna, sudah pasti bahwa lebah
menerima pesan naluriah ini dari sumber yang sama persis!
Istilah “naluri” yang digunakan di
atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, surat Yusuf
ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan “sekadar nama” untuk
menyembunyi-kan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah diberi petunjuk oleh
sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil melaksanakan pekerjaan
merekayang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri -
sebuah istilah tanpa arti - yang menunjuki lebah, melainkan “wahyu” yang
disebutkan dalam Surat An-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan program yang
telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
Cara
Menentukan Arah
Lebah biasanya harus terbang
menem-puh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk menemukan makanan. Mereka
mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam jarak 800 m dari
sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang kembali ke sarangnya
untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga tersebut. Bagaimana lebah
ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di sarang?
Dengan menari!… Lebah yang kembali ke
sarangnya mulai menari. Tarian ini ada-lah sarana ekspresi, yang mereka gunakan
untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian yang diulang-ulang
le-bah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut, arah, jarak, dan
informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga lebah lain dapat
mencapai tempat itu.
Tarian ini berbentuk angka “8” yang
diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat gambar di atas). Lebah
tersebut mem-bentuk bagian tengah angka “8” dengan mengibas-ngibaskan ekor dan
berg-rak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-sarang
menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat gambar di atas).
Akan tetapi, sekadar mengetahui arah
sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga harus “mengetahui” seberapa
jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan pembuat madu. Jadi,
lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk bunga dengan
gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan
menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia
mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah menit. Dengan demikian,
lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan terperinci, baik
tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah baru bagi lebah yang
memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber makanan. Saat lebah - yang hanya
mampu menjelas-kan sumber makanan berdasarkan arah matahari - kembali ke
sarangnya, matahari bergeser 1 setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan melakukan
kesalahan 1 setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beritahukan pada lebah-lebah
lain.
Anehnya, lebah ini tidak menghadapi
persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan mata segi enam kecil.
Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti teleskop. Lebah
yang melihat ke arah ma-tahari pada waktu tertentu di siang hari akan selalu
dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan perhitungan ini dengan
me-manfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan waktu. Akibatnya, lebah
menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan melakukan koreksi dalam
informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika matahari bergerak maju.
Metode
Penandaan Bunga
Lebah madu dapat mengetahui kalau
bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil nektarnya lebih dahulu oleh
lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu
dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa
nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi karena lebah yang
mendatangi bunga terlebih dahulu me-nandainya dengan tetesan berbau khas.
Begitu seekor lebah baru me-ngunjungi bunga yang sama, ia mencium bau tersebut
dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya langsung
pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada
bunga yang sama.
Keajaiban
Madu
Tahukah Anda, betapa madu merupakan
sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui serangga
kecil ini?
Madu tersusun atas beberapa senyawa
gula seperti glukosa dan fruk-tosa serta sejumlah mineral seperti magnesium,
kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga
mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai
dengan kualitas nek-tar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat
pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah dalam Al
Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh
para ilmuwan yang ber-temu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture
Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina.
Konfe-rensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal
dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk
sari, dan propolis dapat mengobati berbagai pe-nyakit. Seorang dokter Rumania
mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002
dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam
konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak
penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai
penyakit lainnya.
Dewasa ini, apikultur dan produk
lebah telah membuka cabang pe-nelitian baru di negara-negara yang sudah maju
dalam hal ilmu pe-ngetahuan. Manfaat madu lainnya dapat dijelaskan di bawah
ini:
Mudah dicerna: Karena molekul gula
pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa),
madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif sekalipun, walau memiliki
kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih
baik.
Rendah kalori: Kualitas madu lain
adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu
40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat
badan.
Berdifusi lebih cepat melalui darah:
Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah dalam
waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi lebih baik
karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu pembentukan darah: Madu
menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih
jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam
mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung
terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.
Membunuh bakteri: Sifat madu yang
membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian tentang madu menunjukkan
bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila diencerkan dengan air. Sungguh
menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi makan madu encer oleh
lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat merekaseolah mereka tahu kemampuan
madu ini.
Royal jelly: Royal jelly adalah zat
yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat bergizi tinggi ini
mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly digunakan
untuk menanggulangi masa-lah-masalah yang disebabkan kekurangan jaringan atau
kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi
jauh melebihi jumlah kebu-tuhan lebah, dibuat untuk kepentingan manusia. Dan
telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas yang sedemikian
sulit “dengan sendirinya”.
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia
dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah 88: 17-21) !
Picture Text
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah,
“Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69) !
“Kami telah menciptakan
binatang-binatang ternak yang jinak untuk mereka, sebagian mereka tunggangi,
sebagian mereka makan. Dan mereka memiliki kegunaan yang lain. Dan susu untuk
diminum. Maka apakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yaasin, 36: 72-73) !
Dan pada penciptaan kamu dan pada
binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah, 45:
4) !
“Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69) !
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
dari-pada-Nya. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45:
13) !
UNTA
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?…”
Tidak diragukan lagi bahwa semua
makhluk, dengan kemampuan mereka, menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan tak
terbatas dari Pencipta mereka. Allah mengungkapkan hal ini dalam berba-gai ayat
Al Quran, mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang Dia cipta-kan sebenarnya
adalah sebuah tanda, yaitu lambang dan peringatan.
Dalam surat Al Ghasiyaah ayat ke-17,
Allah merujuk kepada hewan yang akan kita pelajari dan pikirkan dengan saksama,
yaitu unta.
Pada bagian ini, kita akan
mempelajari makhluk hidup yang ditun-jukkan Allah dalam ungkapan Al Quran,
“Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana mereka diciptakan?”
Yang menjadikan unta “makhluk hidup
istimewa” adalah struktur tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh kondisi alam
paling keras sekali-pun. Tubuhnya memiliki beberapa keistimewaan, yang
memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, dan mampu
mengangkut beban ratusan kilogram selama berhari-hari.
Ciri-ciri unta, yang akan kita
pelajari secara terperinci pada halaman-halaman berikut, membuktikan bahwa
hewan ini diciptakan khusus un-tuk kondisi iklim kering, dan bahwa ia
disediakan untuk melayani manu-sia. Ini adalah tanda-tanda penciptaan yang
nyata bagi orang-orang yang berakal.
“Sesungguhnya pada pertukaran malam
dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS.Yunus, 10: 6) !
Daya
Tahan yang Luar Biasa dari Lapar dan Haus
Unta dapat bertahan hidup tanpa
makanan dan air selama delapan hari pada suhu 50C. Pada masa ini, ia kehilangan
22% dari keseluruhan berat badannya. Sementara manusia akan sekarat jika
kehilangan air setara dengan 12% berat badan, seekor unta kurus dapat bertahan
hidup kendatipun kehilangan air setara dengan 40% keseluruhan berat badan.
Penyebab lain kemampuannya bertahan terhadap haus adalah adanya mekanisme yang
memungkinkan unta meningkatkan suhu tubuh-dalamnya hingga 41C. Dengan demikian,
ia mampu meminimalkan kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun
pasir pada siang hari. Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga
30C pada malam yang dingin di padang pasir.
Unit
Penggunaan Air yang Baik
Unta mampu mengonsumsi air hingga 30
liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10
menit. Di samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya
yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Dengan selaput lendir
hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu menyerap 66% kelembapan yang
ada di udara.
Pemanfaatan
Maksimal Makanan dan Air
Sebagian besar binatang mati
keracunan ketika urea yang tertimbun dalam ginjal berdifusi ke dalam darah.
Akan tetapi, unta menggunakan air dan makanan secara maksimal dengan melewatkan
urea ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah dan sel unta dikhususkan
untuk mem-buat hewan ini hidup lama tanpa air dalam kondisi padang pasir.
Dinding sel hewan ini memiliki
struktur khusus yang mampu men-cegah kehilangan air secara berlebihan. Di
samping itu, komposisi darah mencegah terjadinya pelambatan peredaran darah,
bahkan ketika jumlah air di dalam tubuh unta berkurang hingga batas minimum.
Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih banyak enzim albumin, yang
memper-kuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan dalam darah makhluk hidup
lain.
Punuk adalah pendukung lain bagi
unta. Seper-lima dari seluruh berat badan unta tersimpan dalam bentuk lemak
pada punuknya. Penyimpanan lemak tubuh hanya pada satu bagian tubuh mencegah
pe-ngeluaran air dari seluruh tubuhnyayang berkaitan dengan lemak. Ini memungkinkan
unta mengguna-kan air secara minimum.
Walau mampu mengonsumsi 30-50 kg
makanan dalam sehari, dalam kondisi yang keras unta mampu bertahan hidup hingga
sebulan hanya dengan 2 kg rumput sehari. Unta memiliki bibir yang sangat kuat
dan mirip karet, yang memungkinkannya memakan duri yang cukup tajam untuk
menusuk kulit tebal. Di samping itu, unta memiliki lambung berbilik empat dan
sistem pencernaan yang sangat kuat, yang mam-pu mencerna apa pun yang ia makan.
Ia bahkan mampu memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak dapat
dianggap sebagai makanan. Sung-guh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini pada
iklim yang sedemikian kering.
Perlindungan
terhadap Angin Tornado
Mata unta memiliki dua lapisan bulu
mata. Bulu mata ini saling kait seperti perangkap dan melin-dungi matanya dari
badai pasir yang kuat. Selain itu, unta mampu menutup lubang hidungnya,
sehingga pasir tidak dapat masuk.
Perlindungan
terhadap Kondisi Cuaca
yang
Terik dan Membekukan
Bulu tebal yang tidak tertembus pada
tubuh unta mencegah matahari padang pasir yang terik mencapai kulitnya. Bulu
ini juga menghangatkan unta dalam kondisi cuaca yang membekukan. Unta padang
pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga setinggi 50C, dan unta Baktria yang
berpunuk dua mampu bertahan hidup pada suhu hingga serendah -50C. Unta jenis
ini mampu bertahan hidup bahkan pada lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di
atas permukaan laut.
Perlindungan
terhadap Pasir yang Membakar
Kaki unta, yang terlalu besar bagi
tungkainya, secara khusus “didesain” dan diperlebar untuk membantunya berjalan
di atas pasir tanpa terperosok. Kaki ini telapaknya luas dan menggembung.
Selain itu, kulit tebal khusus di bawah telapak kaki merupakan perlindungan
terhadap pasir yang membakar.
Marilah kita berpikir dengan
mengingat infor-masi tersebut: Apakah ia dengan sendirinya me-nyesuaikan diri
dengan kondisi padang pasir? Apakah ia dengan sendirinya membentuk lapisan
lendir dalam hidungnya atau punuk di pung-gungnya? Apakah ia dengan sendirinya
mende-sain hidung dan struktur matanya agar mampu melindungi diri dari dari
angin tornado dan badai? Apakah ia dengan sendirinya mendesain darah-nya
sendiri dan struktur selnya sendiri berdasar-kan prinsip penghematan air?
Apakah ia dengan sendirinya memilih bentuk bulu yang menutupi tubuhnya? Apakah
ia mengubah dirinya sendiri menjadi “kapal padang pasir”?
Sebagaimana makhluk hidup lain, unta
sudah pasti tidak dapat melakukan satu pun dari hal-hal tersebut dan membuat
dirinya bermanfaat bagi manusia. Ayat di dalam Al Quran “Tidakkah mereka
memperhatikan unta; bagaimana ia diciptakan?” mengarahkan perhatian kita kepada
penciptaan hewan luar biasa ini dalam bentuk terbaik. Seba-gaimana makhluk
lain, unta juga dilengkapi ba-nyak kualitas istimewa, lalu ditempatkan di muka
bumi sebagai tanda kebesaran sang Pencipta.
Unta diciptakan dengan ciri-ciri
fisik yang luar biasa ini untuk melayani umat manusia. Umat manusia sendiri
diwajibkan untuk melihat penciptaan di seluruh jagat raya dan tunduk kepada
sang Pencipta segala makhluk: Allah swt.
Picture Text
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia
dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah 88: 17-21) !
HEWAN
ISTIMEWA UNTUK MELAYANI
MANUSIA:
UNTA
KEPALA
TERLINDUNG DARI PASIR:
l` Bulu
mata memiliki sistem pengaitan. Dalam ke-adaan bahaya, bulu ini secara otomatis
menutup. Bulu mata yang saling berkait ini mencegah ma-suknya partikel debu ke
mata.
l Hidung
dan telinga ditutupi oleh bulu panjang agar terlindungi dari debu dan pasir.
l Lehernya
yang panjang memungkinkan hewan ini mencapai dan memakan dedaunan yang ber-ada
3 m di atas tanah.
KAKI YANG COCOK DENGAN SEMUA JENIS
TANAH:
l Kakinya
memiliki dua jari kaki yang dihubungkan dengan bantalan elastis. Struktur ini,
yang me-mungkinkan unta mencengkeram tanah dengan erat, terdiri dari empat bola
berlemak. Ini sangat cocok untuk berbagai jenis kondisi tanah.
l Kuku
melindungi kaki dari kemungkinan rusak akibat benturan.
l Lututnya
tertutup kapalan, yang terbentuk dari kulit sekeras dan setebal tanduk. Ketika
hewan ini berbaring di pasir yang panas, struktur berka-palan ini melindunginya
dari luka akibat permukaan tanah yang sangat panas.
PUNUK UNTA SEBAGAI SIMPANAN MAKANAN:
Punuk unta, yang berupa gundukan
lemak, menye-diakan sari makanan bagi hewan ini secara berkala ketika ia
mengalami kesulitan makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta dapat hidup
hingga tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33% berat
badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan kehilangan 8% berat
badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam, dan kehilangan seluruh air dari
tubuhnya.
BULU TEBAL YANG MENYEKAT PANAS:
Bulu tebal ini terdiri atas rambut
yang tebal dan kusut, yang tidak hanya melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca
dingin mau-pun panas, tetapi juga mengurangi kehilangan air dari tubuh. Unta
Dromedari dapat memperlambat penguapan air dengan me-ningkatkan suhu tubuhnya
sampai 41C. Dengan cara ini, ia mencegah kehilang-an air.
Dengan bulu tebalnya, unta dapat
bertahan hidup dengan suhu hingga 50C di musim panas dan hingga -50C di musim
dingin.
Makrofag adalah unsur dalam sistem
kekebalan tubuh yang bertempur di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala
jenis zat asing di dalam darah. Tugas lainnya adalah meminta bantuan sel-T jika
bertemu musuh. Pada foto sebelah kiri, makrofag sedang mencoba menangkap
bakteri dengan serabutnya. Pada foto sebelah kanan, makrofag mencoba menelan
molekul lipida yang telah masuk ke dalam tubuh.
Mereka
Bahkan Dapat Memakan Duri
Unta Dromedari dapat bertahan pada
suhu -52C, di wilayah-wilayah paling tinggi di Asia Tengah.
“Tidakkah kamu perhatikan
sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit
dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan
di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS.
Lukman, 31: 20) !
LALAT
“…(mereka) sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun”
“Hai manusia, telah dibuat
perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang
kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,
walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka
tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al
Hajj, 22: 73-74) !
Pemandangan Panoramik dari Ribuan
Lensa
Lensa-lensa berbentuk segi enam yang
membentuk mata lalat memberikan bidang penglihatan yang jauh lebih besar
daripada lensa biasa. Pada sebagian lalat, kadang-kala terdapat hingga 5000
lensa. Di samping itu, struktur bulat mata juga memungkinkan lalat melihat ke
belakang tubuh, dan dengan demikian memberinya keunggulan atas musuhnya.
Pompa Penyerap pada Lalat: Belalai
Ciri khas lalat lainnya adalah cara
mereka mencerna makanan. Tidak seperti organisme hidup lain, lalat tidak
mencerna makanan di dalam mulut, tetapi di luar tubuh mereka. Lalat menuangkan
cairan khusus ke atas makanannya dengan belalai (prosbosis), mengubah
kekentalan makanan tersebut agar sesuai untuk diserap. Kemudian, lalat menyerap
makanan tersebut dengan pompa penyerap di kerongkongannya.
Bab 2
Tanda-Tanda Kekuasaan Allah
pada Makhluk Hidup
PARA
PEMANGSA ULUNG
Dalam ayat keenam dalam surat Hud,
Allah menyatakan bahwa Dia menyediakan rezeki atau “makanan” bagi semua
makhluk, yakni seluruh pemberian yang tersedia bagi kelangsungan hidup mereka.
“Dan tidak ada suatu binatang melata
pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui
tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
kitab yang nyata.” (QS. Huud, 11: 6)
Jika kita perhatikan keadaan sekitar
secara saksama dan bijaksana, akan terlihat dengan mudah bagaimana Allah
“memberi makan” semua makhluk hidup. Semua makanan dan minuman merupakan benda
yang “diciptakan” dan “dibuat”. Air yang kita minum, roti, buah, dan sayuran
yang kita makan, merupakan hasil penciptaan yang khusus.
Misalnya buah jeruk. Jeruk terbentuk
pada dahan pohon, yang sebe-narnya merupakan kumpulan kayu. Pohon itu menyerap
mineral dan air dari tanah, lalu mengombinasikannya dengan energi yang
diperoleh dari matahari. Jeruk yang dihasilkannya sangat berkhasiat bagi tubuh,
sangat lezat dan harum saat dimakan. Selain itu, jeruk memiliki kemasan yang
sangat sehat serta menarik secara estetika.
Bagaimana pohon dapat menghasilkan
buah seperti itu? Mengapa buahnya bermanfaat bagi tubuh? Mengapa semua
buah-buahan mengan-dung vitamin penting yang sesuai dengan musim tumbuhnya?
Mengapa rasanya sangat lezat dan tidak pahit? Mengapa aromanya begitu harum dan
tidak berbau busuk?
Tentu saja, pohon hanya tersusun dari
kayu dan tidak mungkin dapat menghasilkan buah dengan sendirinya, lalu
melengkapi buah itu dengan zat-zat yang penting bagi manusia. Sebagaimana Allah
menjamin kehi-dupan manusia, Dia juga menjamin kehidupan hewan. Pada
halaman-halaman berikut akan dibahas teknik-teknik berburu yang digunakan
sebagian makhluk hidup untuk mencari makan.
Sebenarnya sangat mudah bagi manusia
untuk memahami kekua-saan dan kekuatan Allah bila ia sungguh-sungguh
mempelajari, dalam batas-batas kearifan dan logikanya, sistem yang
dianugerahkan kepada hewan untuk mendapatkan makanan. Setiap hewan yang dibahas
dalam bab ini hanyalah sedikit saja dari sekian banyak contoh agung yang
disebarkan Allah di muka bumi.
Misalnya, betapa menakjubkan “teknik
memangsa” yang dimiliki ikan pada halaman ini (atas). Ikan itu tidak mengejar
mangsa, ataupun diam-diam mengintai lalu menyergap. Sekilas, ia tidak tampak
berbeda dengan ikan lain. Namun, begitu siripnya ia angkat, seekor “ikan palsu”
muncul pada punggungnya. Saat ikan lain mendekati ikan palsu kecil ini, tanpa
menyadari pemilik sirip yang sesungguhnya, ia akan dimangsa dengan mudah.
Apakah ikan ini menciptakan sendiri
sirip yang mirip ikan kecil ini? Atau, apakah ada serangkaian kebetulan yang
membentuk sirip itu pada ikan? Mustahil ikan tersebut mampu merancang dan
melakukan cara memangsa yang demikian hebat. Tak perlu diragukan lagi, semua
kemampuan yang luar biasa tersebut membawa kita pada sebuah kenya-taan: adanya
Allah Yang Mahabijaksana dan Maha Pencipta.
Laba-laba Pelompat
Biasanya, laba-laba membuat jaring
dan menunggu serangga terperangkap. Namun sebaliknya, labah-labah pe-lompat
justru mengejar mangsa. Dengan melompat gesit, ia mampu menangkap lalat yang
terbang setengah meter di atasnya.
Untuk menghasilkan lompatan luar
biasa ini, ia meng-gunakan kedelapan kakinya yang bekerja dengan prinsip tekanan
hidrolis. Lalu, dengan tiba-tiba ia mencapai mangsa dan menusukkan rahangnya
yang kuat. Lompatan ini biasa-nya dilakukan di tengah kerimbunan dedaunan.
Labah-labah tersebut harus memperhitungkan sudut yang paling sesuai untuk
melakukan lompatan yang berhasil, serta mempertimbangkan kecepatan dan arah
mangsanya.
Yang lebih menarik adalah cara
labah-labah ini menyelamatkan diri setelah menangkap mangsa. Ia bisa saja mati,
sebab ketika melompat untuk menangkap mangsanya, ia meluncur ke udara dan dari
ketinggian itu bisa jatuh terhempas ke tanah (labah-labah ini biasanya hidup di
pucuk-pucuk pohon). Namun, labah-labah ini tidak bernasib demikian. Sebelum
melompat, ia mengeluarkan benang yang menempel pada ran-ting pohon, sehingga
tubuhnya tetap tergantung di udara dan mencegah-nya jatuh ke tanah. Benang ini
begitu kuat, mampu menahan beban labah-labah dan mangsanya sekaligus.
Keistimewaan lain yang menarik
adalah, racun yang ia suntikkan mampu mencairkan jaringan tubuh mangsa.
Jaringan tubuh yang telah dicairkan inilah yang ia jadikan makanan.
Tentu saja, kemampuan labah-labah ini
tidak dihasilkan oleh kebetulan. Ia harus memiliki dua jenis keterampilan
sekaligus: melompat, dan secara bersamaan, membuat benang yang mencegahnya
jatuh. Bila tidak dapat melompat, ia akan kelaparan dan mati. Bila ia tidak
dapat membuat benang atau benang itu tak cukup kuat, tubuhnya akan terhempas ke
tanah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai struktur tubuh yang sesuai untuk
melompat dan juga suatu sistem untuk menghasilkan benang yang kuat saat ia
mengangkat mangsanya.
Selain itu, laba-laba itu juga bukan
sekadar sebuah mekanisme yang menghasilkan benang dan melompat, melainkan suatu
organisme hidup yang rumit, beserta segala keunikan fisiknya secara utuh.
Perkembangan kemampuan ini tidak boleh tertunda. Sebagai contoh, mungkinkah ada
seekor labah-labah tanpa sistem pencernaan yang lengkap?
Teknik Menyamar
Bila Anda ditanya, apa yang terlihat
pada gambar atas, tentu Anda akan menjawab: “Ada beberapa ekor semut di atas
dan di bawah daun.” Sebenarnya yang terdapat di bawah daun adalah labah-labah
pelompat yang sedang mengintai untuk memangsa sekawanan semut hidup.
Labah-labah pelompat jenis ini begitu mirip dengan semut, sehingga semut pun
mengira bahwa labah-labah itu temannya.
Satu-satunya perbedaan antara semut
dan labah-labah adalah jumlah kakinya. Labah-labah memiliki delapan kaki
sedangkan semut hanya enam. Untuk melenyapkan “cacat” ini, yang membuatnya
mudah dike-nali, labah-labah menjulurkan dua kaki depannya ke depan dan meng-angkatnya
ke atas, sehingga menyerupai antena semut.
Tidak hanya itu penyamaran yang
dilakukan laba-laba. Hewan ini juga membutuhkan pola mata tertentu yang akan
membuatnya mirip se-mut. Matanya sendiri tidak besar dan tidak berbentuk bintik
gelap seperti mata semut. Namun, satu keistimewaan bawaan yang ia miliki
memban-tunya memecahkan masalah ini. Laba-laba ini memiliki dua bintik besar di
kedua sisi kepalanya. Kedua bintik ini menyerupai mata semut. (Perha-tikan
kedua bintik di sisi kepala laba-laba pada gambar di halaman 94).
Ular Derik
Detektor panas yang terletak pada
rongga depan di dalam kepala ular derik mampu menangkap cahaya inframerah yang
berasal dari panas tubuh mangsanya. Kemampuan mendeteksi panas ini demikian
sensitif, sehingga dapat mengetahui kenaikan panas sebesar 1/300 kali dari
semula. Dengan lidah yang bercabang sebagai organ penciuman, ular itu dapat
merasakan adanya seekor tupai yang diam tak bergerak dari jarak setengah meter
dalam kegelapan.
Setelah menentukan lokasi mangsa
dengan tepat, ular itu merayap diam-diam mendekatinya tanpa menimbulkan bunyi.
Ketika jaraknya telah cukup, ia menyerang, membengkokkan kemudian merentangkan
lehernya untuk mencapai mangsa dengan sangat cepat. Seketika itu pula gigi pada
rahangnya yang kuat telah siap ditancapkan. Rahang itu dapat terbuka selebar
180. Semua ini terjadi dalam kecepatan sangat tinggi, setara dengan kecepatan
mobil dari 0 km/jam menjadi 90 km/jam hanya dalam waktu setengah detik.
Panjang “gigi berbisa” kurang-lebih 4
cm. Ini merupakan senjata paling tangguh untuk membuat mangsa tidak berdaya. Di
dalam gigi ini terdapat saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Begitu ular
menggigit, kelenjar ini berkontraksi dan mengalirkan bisa dengan kekuatan
dahsyat melalui saluran di dalam gigi ke tubuh korbannya. Selain melumpuhkan
sistem saraf pusat, bisa ular juga menyebabkan kematian korban akibat
penggumpalan darah. Bisa ular sebanyak 0,028 gram cukup untuk membunuh 125.000
tikus. Efek bisa ular bekerja sangat cepat, sehingga mangsa tidak sempat
melawan. Setelah itu, ular tinggal menelan mangsa yang telah ia lumpuhkan
melalui mulutnya yang sangat elastis.
Meskipun semua orang tahu ular itu
berbisa, hampir tak ada yang memikirkan bagaimana ini terjadi. Sesungguhnya,
teknologi yang dimi-liki hewan untuk membunuh mangsanya dengan racun merupakan
hal yang sungguh mengherankan dan luar biasa. Mereka yang tetap me-nyangkal
keberadaan Allah tentu tidak akan mampu menjelaskan bagai-mana ular memperoleh
kemampuan luar biasa ini. Sistem bisa di mulut ular sangat rumit dan canggih.
Agar sistem ini berfungsi, ular harus memiliki “gigi berbisa” dengan saluran
bisa di dalamnya, dan kelenjar bisa yang terhubung ke gigi tersebut. Ia juga
harus menghasilkan bisa yang sangat kuat untuk melumpuhkan mangsanya, dan
gerakan refleks bisa ini harus bekerja begitu ular menggigit mangsanya. Sistem
multi-komponen ini tak dapat berfungsi bila salah satu organ pendukungnya tidak
ada. Andai demikian halnya, ular akan dimangsa hewan yang diburunya.
Kemampuan luar biasa untuk mendeteksi
bau dan perubahan panas ini memperlihatkan betapa alam sangat terperinci dalam
setiap detail desainnya. Inilah peristiwa luar biasa yang hanya bisa disebut
sebagai “keajaiban”. Alam tidak mungkin mampu menciptakan keajaiban yang
“supranatural”. Alam adalah sebuah nama bagi segala keteraturan di sekeliling
manusia. Pencipta alam tentu saja bukan bagian dari alam itu sendiri. Hukum
alam adalah hukum yang ditetapkan Allah, yang mengatur hubungan di antara semua
makhluk ciptaan-Nya.
Menegaskan konsep secara tepat tentu
akan membuka kebenaran sejati. Di sisi lain, membuat konsep yang membingungkan
merupakan ciri-ciri orang yang tidak beriman. Mereka melakukan itu untuk
me-nyembunyikan kenyataan dan mengingkari fakta penciptaan yang sa-ngat jelas.
Pemangsa yang Unik: Tumbuhan Venus
Selain hewan-hewan predator yang
dijelaskan sebe-lumnya, terdapat pula beberapa jenis tumbuhan yang “memangsa”
dengan cara mengagumkan. Salah satunya adalah “Venus”, tumbuhan yang menangkap
dan me-makan serangga yang hinggap.
Tumbuhan ini mendapatkan mangsa
dengan cara se-bagai berikut: seekor lalat yang sedang mencari makan tiba-tiba
menemukan tumbuhan yang sangat memikat: tumbuhan Venus. Bentuk tumbuhan ini
mirip sepasang tangan yang sedang memegang mangkuk. Yang mem-buatnya menarik,
selain warnanya yang merah menyala, tumbuhan ini juga mengeluarkan bau harum
yang berasal dari kelenjar di sekitar kelopak. Lalat terpikat oleh bau harum
ini dan mendarat di atas kelopak tanpa ragu. Ketika bergerak untuk mencari
makanan, tanpa sengaja lalat me-nyentuh bulu-bulu kelopak yang tampaknya tidak
berba-haya. Beberapa saat kemudian, kelopak menutup dengan cepat. Lalat
terjepit kuat di antara dua kelopak tersebut. Tumbuhan Venus mulai mengeluarkan
cairan yang “mela-rutkan daging” sampai bentuk lalat berubah menjadi se-macam
gel. Gel ini kemudian diserap tumbuhan.
Tumbuhan Venus menangkap lalat dengan
kecepatan yang sungguh luar biasa. Kelopak menutup dengan kecepatan yang lebih
tinggi daripada kecepatan tangan manusia. (Cobalah menangkap lalat yang hinggap
di telapak tangan. Kemungkinan besar Anda akan gagal, namun tumbuhan ini
berhasil melakukannya). Bagaimana tumbuhan yang tidak memiliki tulang maupun
otot ini dapat melakukan gerakan sedemikian cepat?
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
ada sistem listrik pada tumbuhan Venus. Cara kerja sistem ini adalah sebagai
berikut: gesekan serangga pada bulu kelopak dite-ruskan kepada reseptor yang
terletak di bawah bulu. Bila gesekan mekanik ini cukup kuat, reseptor akan
mengi-rimkan sinyal listrik ke seluruh permukaan kelopak, seperti gelombang air
di kolam. Sinyal listrik ini diteruskan menuju sel-sel penggerak agar kelopak
menutup tiba-tiba, dan akhirnya mekanisme diaktifkan untuk menyerap lalat.
Selain sistem stimulus pada tumbuhan,
sistem mekanisme untuk me-nutup kelopak juga diciptakan dengan sempurna. Begitu
sel-sel dalam tumbuhan tersebut menerima stimulus listrik, terjadi perubahan
kon-sentrasi air di dalam sel. Sel-sel kelopak mengeluarkan air dari tubuh
me-reka. Peristiwa ini mirip dengan kempesnya sebuah balon. Sebaliknya, sel-sel
di luar kelopak menyerap kelebihan air dan kemudian mengem-bang. Proses
menutupnya kelopak ini sama persis dengan saat manusia menggerakkan tangannya;
satu otot berkontraksi dan satu otot mengendur.
Lalat yang terjebak di dalam kelopak
sebenarnya menyentuh bulu-bulu kelopak berkali-kali, menye-babkan sinyal
listrik dilepaskan kembali sehing-ga kelopak menutup lebih rapat. Sementara
itu, kelenjar-kelenjar pencernaan pada kelopak pun mulai diaktifkan. Akibat
stimulus ini, kelenjar-kelenjar itu mem-bunuh serangga dan melarutkan tubuh-nya
perlahan-lahan. Jadi, tumbuhan me-makan cairan pencernaan yang telah berubah
menjadi hidangan lezat dengan diperkaya protein tumbuhan tersebut. Pada akhir
proses pencer-naan, mekanisme yang telah menye-babkan kelopak tertutup kemudian
bekerja kembali secara terbalik untuk membuka kelopak.
Sistem ini juga memiliki
keisti-mewaan lain yang menarik: untuk menutup kelopak, bulu-bulu harus
disentuh dua kali berturut-turut. Sentuhan pertama membangkitkan muatan listrik
statis, namun tidak membuat kelopak me-nutup. Kelopak hanya dapat menutup pada
sentuhan kedua setelah muatan listrik statis mencapai batas tertentu dan
dilepaskan. Dengan mekanisme ganda ini, kelopak tidak akan menutup tanpa
kehadiran mangsa. Misalanya, kelopak tidak akan menutup saat terkena setetes
air hujan.
Sekarang, mari renungkan sistem yang
sangat canggih ini. Keseluruhan sistem harus ada dalam waktu bersamaan untuk
dapat menangkap dan mencerna mangsa. Bila salah satu komponen sistem tidak ada,
berarti tumbuhan itu akan mati. Misalnya, bila tidak ada bulu di dalam kelopak,
kelopak tak dapat menutup karena tidak akan terjadi reaksi apa pun pada
tumbuhan meskipun serangga berjalan bolak-balik di dalam kelopak. Demikian
pula, jika mekanisme menutupnya ada, namun sama sekali tidak ada kelenjar
pencernaan, keseluruhan sistem tidak akan berguna. Singkatnya, bila salah satu
unsur dari sistem ini tidak ada, tumbuhan akan mati.
Tumbuhan Venus, sejak diciptakan,
pasti telah memiliki kemampuan seperti itu. Tumbuhan ini tentu tidak
sekonyong-konyong berubah menjadi pemangsa serangga. Pasti bukan mantra ajaib
“kebetulan” yang membuat tumbuhan ini menjadi pemangsa profesional.
Hal yang paling penting adalah
pemangsa terampil ini tidak mempu-nyai kemampuan berpikir. Andai saja makhluk
hidup ini bukan tumbuh-an nelainkan hewan, pendukung teori evolusi mungkin akan
mengklaim bahwa hewan tersebut telah mengalami kemajuan dengan sendirinya
karena keterlibatan seluruh “alam”. Akan tetapi, yang dibahas di sini ada-lah
sistem yang ditemukan pada suatu tumbuhan, makhluk tanpa otak atau struktur
serupa otak, dan tentu saja tidak “sadar”. Tumbuhan itu bahkan tidak menyadari
bahwa yang ia sedang memangsa. Ia juga sudah diciptakan dengan suatu sistem
yang membuatnya mampu mencari makan sendiri tanpa harus susah payah, sama
seperti tumbuhan lainnya.
Picture Text
1.
Sirip tertutup
2.
Untuk menarik perhatian ikan lain, ikan pemangsa
mengembangkan sirip atasnya, sehingga muncul “ikan palsu”.
3.
Ikan yang terpikat oleh “ikan palsu” ini semakin mendekat dan
akhirnya dilahap ikan pemangsa yang tak diketahuinya.
Sudut Pandang 3600
Keunikan lain laba-laba pelompat
adalah kemampuan penglihatannya. Kebanyakan makhluk hidup, termasuk ma-nusia,
hanya dapat melihat ruang terbatas dengan kedua matanya dan tidak dapat
me-lihat apa yang di belakangnya, Laba-laba pelompat dapat melihat ke sekelilingnya,
termasuk ke punggungnya dengan menggunakan empat pasang mata di bagian atas
kepala. Dua buah matanya muncul memanjang dari bagian tengah kepala seperti
tabung reaksi. Dua mata yang besar ini dapat bergerak ke kiri, kanan, atas, dan
bawah di rongga matanya. Keempat mata lainnya di sisi kepala tidak mampu
melihat benda dengan utuh, tetapi dapat mendeteksi setiap gerakan di
sekitarnya. Dengan cara ini, hewan ini dengan mudah mengetahui mangsa yang
berada di belakangnya.
Kemampuan tiap mata laba-laba untuk
melihat secara bebas - tanpa terpengaruh mata lainnya - membantunya melihat
objek dengan lebih cepat. Dalam gambar tampak mata yang berwarna gelap melihat
ke arah kamera se-dangkan mata yang berwarna cerah melihat ke arah lain.
Kedelapan mata yang dimiliki laba-laba ini, serta sudut pandangnya yang 360o,
merupakan hal yang menakjubkan, mengingat hewan lain kebanyakan hanya memiliki
dua buah mata. Tentu saja ia tidak dengan sendiri-nya berpikir bahwa akan lebih
bermanfaat bila mempunyai mata tambahan. Dengan kata lain, kemampuan yang ia
miliki tidak semata-mata terjadi secara kebetulan. Hewan ini telah dicip-takan
bersamaan dengan segala kemampuan-nya.
Pada gambar kiri tampak dua ekor
semut dan seekor laba-laba pelompat. Tak ada cara lain membedakannya kecuali
dengan menghitung jumlah kaki mereka.
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik.
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang
Mahaperkasa lagi Maha-bijaksana.” (QS. Al Hasyr, 59: 24)
Ikan dengan Pistol Air
Ikan ini mengisi mulutnya dengan air,
lalu menembakkannya ke arah serang-ga yang bertengger pada cabang yang
menggantung di atas air. Serangga itu jatuh akibat tembakan air tersebut,
sehingga mudah dimangsa ikan. Patut dicatat bahwa selagi menyemprotkan air,
kepala ikan tidak muncul ke permukaan, namun tembakannya tepat mengenai
sasaran. Padahal, akibat pembiasan cahaya, benda yang dilihat dari bawah
permu-kaan air letaknya berbeda de-ngan letak sebenarnya. Oleh karena itu, agar
dapat menge-nai sasaran di atas permukaan air dengan jitu, sudut pembias-an
cahaya harus diketahui lebih dulu, lalu menembak sesuai dengan itu. Namun, ikan
ini memiliki kemampuan bawaan untuk mengatasi masalah ini, sehingga ia mampu
untuk selalu mengenai sasaran.
Bagaimana Ular Berjalan di Atas
Pasir?
Ular padang pasir dapat bergerak
cepat di atas pasir. De-ngan melakukan kontraksi otot dadanya sedikit demi
sedikit, ia dapat bergerak dalam bentuk huruf S. Gerakan ini dimulai de-ngan
memilin tubuh, mengangkat kepala dan menjaganya tegak di udara. Ketika
kontraksi otot yang menggerakkan tubuh ini diteruskan ke arah ekor, kepala
bergerak maju dan menyentuh tanah. Sementara itu, kontraksi otot telah mencapai
bagian ekor. Kontraksi baru menyebabkan ekor terangkat dari tanah dan sejajar
dengan kepala. Gerakan semacam ini meninggalkan jejak paralel dengan kemiringan
rata-rata 45.
Selama ular bergerak, hanya dua
bagian tubuh yang menyentuh pasir. Dengan pola gerakan ini, tubuh ular tidak
akan hangus karena ia memini-malkan kontak dengan pasir yang sangat panas dan
membakar.
Ular tidak mempunyai tulang rahang,
sehingga ia dapat membuka mulutnya selebar mungkin. Pada gambar kiri, ular
dapat me-lahap sebutir telur yang le-bih besar daripada kepala-nya. Telur
perlahan-lahan ditelan seluruhnya, lalu dicerna.
Kalajengking, Si Mesin Perang
Sengatan beracun
Racun ampuh kalajengking, yang dapat
membunuh manusia, disuntikkan ke tubuh musuh melalui sengatan yang terletak di
bagian belakang tubuh.
Baju zirah
yang kokoh
Kulit luar, yang membungkus tubuhnya
seperti baju zirah, cukup kokoh untuk melindungi diri dari musuh, bahkan
radiasi. Kulit manusia mampu menahan radiasi sampai sebesar 600 rad, sedangkan
kalajengking berkisar 40-150 ribu rad.
Paru-paru
Kalajengking mempunyai delapan
pembuluh udara pada perutnya. Kalajengking dapat terus bernapas dengan mudah
meski hanya satu pembuluh udara yang terbuka. Berkat paru-paru yang kuat ini,
kalajengking mampu bertahan di dalam air hingga dua hari.
Otak
Struktur otak kalajengking memanjang
dari kepala sampai ekor dan terdiri atas 15 cuping saraf. Struktur otak seperti
ini sangat menguntungkan kalajengking. Ia dapat mengambil keputusan dengan
cepat dan meneruskan refleks serta semua perintah ke organ-organ tubuhnya.
Kaki
Detektor-detektor pada kakinya
membuat hewan ini merasakan setiap gerakan, suara, dan getaran. Detektor ini
begitu sensitif, sehingga dapat merasakan getaran organisme di dekatnya dalam
waktu 1/1000 detik.
Capit
Fungsi capit kalajengking adalah
membuat mangsa tidak berdaya sebelum disengat. Ia juga menggunakan capit untuk
menggali pasir dan bersembunyi di bawahnya.
Perut
Di bagian bawah tubuh kalajengking
betina terdapat sepasang organ indra yang unik, disebut pektin. Dengan organ
ini, ia dapat mengenali tekstur permukaan tanah dan memilih tempat yang paling
cocok untuk bertelur.
Ikan Singa
(Lion Fish)
Setelah menjebak ikan kecil di
rongga-rongga karang, ikan yang berwarna-warni indah ini menutup jalan keluar
dengan menggunakan siripnya sebagai jaring. Ikan yang mencoba melarikan diri
akan terkena duri ikan singa yang beracun. Racun yang sangat ampuh itu bekerja
cepat dan langsung membunuh mangsanya.
Ikan Pemancing (Hook Fish)
Saat ikan ini butuh makan, ia
melepaskan anggota tubuhnya seperti kail, lalu menunggu mangsa. Ikan lain
mendekatinya karena mengira bagian tubuh hook fish ini adalah seekor ikan
kecil. Setelah cukup dekat, hook fish langsung menerkamnya.
Tak mungkin hook fish membuat kail
dalam tubuhnya sendiri, dan orang tak dapat berkelit dengan menggunakan
pernyataan tak masuk akal, misalnya “ini terjadi secara kebetulan”.
Burung yang Memangsa Ikan dengan
Umpan
Burung ini memangsa ikan dengan cara
yang mencengangkan. Pertama, ia mencari umpan untuk ikan. Kemudian ia membawa
umpan itu ke pinggir sungai, meletakkannya di permukaan air, lalu diam
menunggu. Begitu ikan-ikan kecil mengerumuni umpan dan memakannya, tanpa
menyadari apa yang akan terjadi, dengan secepat kilat burung itu menangkap mereka.
1. Burung
membawa umpan untuk ikan
2 & 3. Burung meletakkan umpan di
permukaan air, lalu menunggu.
4. Ikan-ikan
mengerumuni umpan.
4.
Burung menangkap ikan.
Dengan sosok yang cocok untuk
menyamar, beberapa jenis hewan diuntungkan dalam memangsa. Misalnya pada gambar
atas, mustahil diketahui ada seekor ular yang bersembunyi di bawah pasir. Bagi
ular yang siap menyergap ini, ia lebih mudah memburu mangsanya, yang tak sadar
lewat di depannya.
Hewan lain yang dianugerahi kemampuan
menyamar adalah ikan “stargazer”. Ikan ini menyembunyikan diri di bawah pasir
pada dasar laut. Di atas mulutnya terdapat struktur yang menyerupai gigi.
Melalui organ ini, ia dapat leluasa bernapas di bawah pasir. Organ ini pun
sulit dibedakan dari pasir di sekitarnya. Ia menuunggu sambil mengintai dan
saat ada mangsa yang mendekat, dengan cepat ia keluar dari pasir dan
menangkapnya.
Pemangsa Ulung: Bunglon
Lidah
Lidah bunglon terlipat di dalam mulut
seperti akordeon. Di tengah lidahnya terdapat tulang rawan berujung lancip.
Ketika otot-otot bundar pada ujung lidah berkontraksi, lidah akan terjulur
keluar. Ujung lidah ini dilapisi cairan kental seperti lendir. Saat jarak
mangsa cukup dekat, bunglon dengan cepat menjulurkan lidahnya ke arah mangsa.
Berkat ototnya yang berjalinan, lidah yang kental ini bisa mencapai 1,5 kali
panjang tubuh bunglon. Rentang waktu lidah menempel pada mangsa hingga ditarik
kembali ke mulut hanya 0,1 detik.
Penyamaran
Biasanya orang segera teringat pada
bunglon bila berbicara tentang menyamar. Warna bunglon berubah sesuai dengan
warna tempat ia berpijak. Gambar kiri memperlihatkan motif daun pakis yang
tercetak di punggungnya. Perubahan cahaya dan suhu diduga menyebabkan munculnya
motif ini. Namun, bunglon sendiri tidak menyadari kemampuannya mengubah warna
tubuh yang menguntungkan ini. Tubuh bunglon memang diciptakan untuk secara
otomatis mempunyai warna yang sama dengan sekelilingnya.
Harimau adalah pemburu yang sempurna;
ia menyamar dengan baik, memiliki ketangkasan, rahang yang kuat, kecepatan, dan
kekuatan. Sifatnya yang lain, ia tidak pernah membelakangi arah angin selagi
mengintai mangsa. Angin yang bertiup dari belakang akan membawa bau tubuh
harimau dan kehadirannya akan diketahui mangsa.
Bulu-bulu tipis di dalam kelopak
bunga mengaktifkan mekanisme jebakan bunga.
Lalat menyebabkan bulu-bulu kelopak
bergetar dan kelopak mulai bereaksi
Reaksi kimia dalam sel menyebabkan
terjadinya impuls listrik yang disebarkan ke sepanjang kelopak.
Dan tumbuhan ini pun berhasil
menangkap lalat!
Bulu Tanaman Sundew
Kelopak tumbuhan ini ditutupi
bulu-bulu panjang berwarna merah. Ujung bulu-bulu ini dilapisi cairan yang
harumnya khas dan menarik bagi serangga. Cairan pelapis ini juga kental.
Serangga yang mendatangi sumber bau harum tersebut akan melekat pada bulu-bulu
itu. Bila serangga berusaha melepaskan diri, bulu rambut akan melengkung untuk
menjeratnya lebih erat. Serangga yang telah terjerat akan dicerna oleh zat
pemecah protein. Sistem aktif selanjutnya pada tumbuhan ini mirip dengan
tumbuhan Venus. Bulu-bulu pada pucuk beserta dahan akan bergetar, dan sinyal-sinyal
listrik yang berasal dari bawah akan mengawali reaksi.
SISTEM
PERTAHANAN DIRI
Hewan pada gambar di samping bukanlah
ular. Ia hanya seekor ulat kecil. Untuk melindungi diri dari musuh, ia
memanfaat-kan kemiripannya dengan ular. Ketika diserang hewan lain, makhluk
kecil ini dengan tenang mengarahkan ekornya kepada musuh dan menggembungkannya.
Seketika, seekor “ular” yang mengerikan muncul di hadapan sang musuh, yang
tidak punya pilihan selain lari me-nyelamatkan diri.
Ekor ulat itu kelihatan sangat mirip
dengan ular. Ekor tersebut bah-kan memiliki titik hitam besar, menyerupai mata
ular yang berkilat-kilat. Sebagai hewan yang bergerak sangat lambat dan mudah
dimangsa, ulat itu berhasil lolos dari berbagai marabahaya berkat kemampuan
yang luar biasa ini.
Bagaimana ia dapat mempunyai
kemampuan seperti itu? Pada “de-sain” yang sangat menakjubkan ini pasti
terdapat jawaban yang memuas-kan. Mari kita bahas beberapa skenario sebagai
jawaban atas pertanyaan itu:
Skenario pertama: Di masa lampau,
ulat mencari berbagai macam cara untuk melindungi dirinya dari serangan musuh.
Ia dengan saksama mengamati keadaan sekitarnya. Sampai pada suatu hari, ia
menyadari semua musuhnya takut pada ular. Saat itulah ulat ini memperhatikan
tu-buhnya sendiri dan memutuskan untuk membuatnya mirip dengan ular. Namun,
kita tak dapat menjawab pertanyaan bagaimana ia bisa membuat tubuhnya mirip
ular, bagaimana ia menata penampilan, warna kulit, dan bentuk tubuhnya agar
menyerupai ular. Mari kita anggap bahwa ia “berusaha dengan keras, memaksakan
diri, dan akhirnya berhasil”. Akan tetapi, ia tak punya banyak waktu untuk
“berubah” karena masa hidup ulat sangat pendek; ia akan menjadi kupu-kupu dan
terbang.
Penting diperhatikan, ulat ini tak
akan bisa meninggalkan jejak apa pun saat ia “mengubah” tubuh, karena ia hanya
punya satu kali kesem-patan untuk menguji ekor barunya itu. Bila uji coba
pertamanya gagal serta tak dapat mengelabui musuh, pasti ia akan mati dan ini
berarti semua usahanya sia-sia. Tentu saja, ulat ini juga harus dalam keadaan
hidup saat merekonstruksi ulang tubuhnya. Namun, ia sedang berun-tung, sehingga
tidak berhasil dimangsa musuh. Pada akhirnya, ulat ini mampu menyelesaikan
misinya dan “membuat” ekornya tampak seperti ular.
Skenario kedua: Pohon, bunga,
serangga, langit, air, hujan, matahari, dan seluruh kekuatan yang tersebar di
permukaan bumi bersatu untuk membentuk suatu sistem bagi diri mereka sendiri
dan dengan mudah merekayasa ekor ulat tersebut di dalam sistem ini!
Skenario ketiga: Kekuatan besar
bernama “kebetulan” telah me-nambahkan ekor berbentuk ular kepada si ulat, sama
halnya kekuatan itu memberikan berbagai hal kepada makhluk hidup lain.
Semua orang pasti bisa melihat
kerancuan ketiga skenario yang se-muanya berdasarkan teori evolusi: ulat
bukanlah perancang yang tang-gap dan peka, dan bumi bukanlah sistem yang
mempunyai kemampuan untuk merancang dan menciptakan sesuatu. Dengan kata lain,
tidak ada satu makhluk hidup pun yang mampu membuat tubuhnya memiliki kemampuan
khusus atau mengubah dirinya menjadi spesies lain. Juga tak ada mekanisme apa
pun di luar makhluk tersebut yang mampu melakukan hal demikian. (Masalah ini
dibahas lebih lanjut pada bab Teori Evolusi).
Mereka yang menganggap alam sebagai
suatu mesin yang hebat dan percaya bahwa hal-hal luar biasa yang disebut
“kejadian alamiah”, “keajaiban alam”, “sifat-sifat alam”, dan lain-lain,
mengetahui betul bahwa yang mereka maksud dengan “alam” adalah udara, air,
bumi, pohon, bunga dan serangga; singkatnya, seluruh isi dunia dan tata surya
yang didiami bumi kita. Orang pasti tertawa kalau ada yang menyebut bahwa semua
makhluk hidup “diciptakan oleh dunia” atau “diciptakan oleh bumi”. Meskipun
demikian, propaganda yang menggunakan kata “alam kosmos” (cosmic nature)
membuat orang memandang alam sebagai makhluk yang “sadar”. Kita tidak boleh
lupa bahwa alam adalah suatu sistem yang luar biasa teratur dan sempurna, dan
bukan pencipta dan pemberi rahmat yang abadi. Allah adalah pencipta makhluk
hidup di bumi dan seluruh makhluk terus hidup bersama segala kemampuan yang
diberikan oleh Allah kepada mereka.
Dalam bab ini, kita akan mengulas
sistem pertahanan diri pada bebe-rapa jenis hewan di alam. Untuk itu perlu
diperhatikan suatu hal: seba-gian besar proses di alam berdasarkan pada
hubungan yang terus-menerus antara pemangsa dan mangsanya. Hubungan ini berada
pada keseimbangan yang begitu halus, sehingga selama jutaan tahun, jutaan
spesies telah memangsa spesies lainnya, namun tidak ada satu spesies pun yang
lenyap. Bila satu spesies penting dalam rantai makanan itu punah, akan timbul
kekacauan yang luar biasa. Sebagai contoh, bila trenggiling punah, jumlah semut
akan meledak dan menyerbu daerah yang luas dalam waktu singkat.
Bila tak ada campur tangan manusia,
hubungan mangsa-pemangsa di antara makhluk hidup terjadi dalam suatu
keselarasan yang apik. Bagian terpenting dalam sistem yang menjaga kekalnya
keseimbangan ini adalah mekanisme memangsa atau berburu dan mekanisme
perta-hanan diri pada hewan. Pada bab terdahulu terlihat bahwa beberapa jenis
hewan diciptakan dengan kemampuan memangsa yang sangat luar biasa dan kemampuan
itu sudah mereka miliki sejak terlahir ke dunia. Bila alam dipenuhi makhluk
hidup yang berkemampuan demikian agresif, mereka memangsa secara berlebihan.
Akibatnya, hewan-hewan mangsa menjadi punah. Bila mangsa punah, pemangsa akan
kelaparan dan alam akan berakhir dalam kehancuran.
Namun, masalah ini telah diatasi
dengan sistem yang diciptakan Allah. Sebagaimana pemangsa dilengkapi dengan
sistem memangsa yang sempurna, mangsa pun dilengkapi dengan sistem pertahanan
diri yang sempurna. Kemampuan kedua belah pihak itu saling menye-imbangkan.
Selain itu, kemampuan luar biasa ini memberi kesempatan bagi manusia untuk
mengenal kekuatan, kebijaksanaan, dan pengeta-huan yang tiada batasnya dari
Allah, Sang Maha Pencipta.
Setiap makhluk hidup diciptakan
dengan kemampuan yang berbe-da-beda untuk mempertahankan diri. Ada makhluk
hidup yang sangat tangkas; mereka mampu menyelamatkan diri dengan berlari. Ada
yang tidak dapat bergerak, tetapi dilindungi tameng yang kuat. Ada yang
mempunyai kemampuan menakuti-nakuti musuh, misalnya ulat yang telah dijelaskan
sebelumnya. Ada yang bertahan dengan cara menge-luarkan gas racun, gas yang
menghanguskan, atau gas berbau pada mu-suhnya. Ada pula yang bertahan dengan cara
pura-pura mati, ataupun menyamar.
Pada halaman berikut akan diulas
beberapa contoh sistem perta-hanan diri yang paling menakjubkan. Semua ini
hanyalah contoh spesifik. Masih banyak makhluk hidup yang dianugerahi beragam
sistem pertahanan diri yang tak dapat dibahas satu persatu di sini, dan
beberapa di antaranya belum ditemukan oleh manusia. Seluruh sistem ini
menyingkapkan bahwa tak ada “kekurangan keseimbangan” dalam alam semesta
ciptaan Allah dan bahwa kekuasaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan-Nya tidak
terbatas. Allah menjelaskannya dalam Al Quran:
“Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
Picture Text
Binatang ini, yang tampak seperti
ular yang menakutkan, sebenarnya tak lebih dari seekor ulat yang panjangnya
hanya beberapa sentimeter.
“Allah menciptakan segala sesuatu dan
Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar, 39: 62)
Berpura-pura Mati atau Terluka
Kebanyakan predator lebih menyukai
hewan hidup sebagai mangsa. Bangkai tidak begitu disu-kai. Kecenderungan ini
membentuk dasar untuk sistem pertahanan diri pada sebagian hewan.
Ngengat Harimau pun berpura-pura
mati. Namun, ia masih memiliki taktik lain. Ketika ngengat ini jatuh rebah ke
tanah, akan tampak sisi tubuhnya berwarna oranye. Warna cerah ini merupakan
peringatan bagi pemangsa bahwa rasa ngengat itu tidak enak. Tidak diragukan
lagi, seekor ngengat tak mungkin mempunyai kecerdasan untuk menemukan taktik
ini dan mengubah warna tubuhnya menjadi warna yang diartikan musuh sebagai
“pahit”. Ngengat ini telah diciptakan mempunyai kemampuan menarik seperti ini.
Untuk mengalihkan perhatian musuh
yang mengincar anaknya, Rain Bird menurunkan salah satu sayapnya seolah-olah
patah. Ia menarik perhatian musuh dengan cara menyeret sayapnya ke tanah
seolah-olah terluka. Ia membiarkan musuh mengikutinya sampai sarangnya
benar-benar aman. Setelah yakin bahwa musuh telah cukup jauh dari sarangnya,
burung itu berhenti berpura-pura dan segera terbang kembali ke anak-anaknya.
Ular Hognose melindungi dirinya
dengan cara berpura-pura mati. Mukanya dihadapkan ke atas, mulutnya dibuka, dan
ia tidak bergerak sedikit pun layaknya seekor ular mati.
Oposum ini diciptakan dengan
kemampuan untuk melindungi diri dengan cara berpura-pura mati. Pemangsa akan
berpikir bahwa Oposum sudah menjadi bangkai, dan tidak memedulikannya.
Penyamaran ini begitu sempurna hingga denyut jantungnya melambat, bahkan hampir
berhenti. Kemampuan melambatkan denyut jantung ini tentu sudah ada pada saat ia
diciptakan, bukan keahlian yang diperolehnya kemudian.
Pertahanan Ulat Berkepala Merah:
Semprotan Cairan Asam
Ulat berkepala merah mempunyai sistem
pertahanan yang mirip dengan kumbang penyemprot. Ia menyemprotkan asam yang
dihasilkan tubuhnya kepada penyerang. Sebagaimana kumbang penyemprot, ia juga
bukan ahli kimia yang luar biasa, ahli biologi yang piawai, ataupun pembuat
desain yang hebat. Ia adalah “tanda” yang diciptakan sebagai bukti keberadaan
dan kekuasaan Allah.
Bau Busuk dari Sigung dan Marrow Bug.
Satu-satunya kelebihan zat kimia yang
disemburkan sigung (kiri) kepada musuhnya adalah baunya yang busuk. Bau yang
menjijikkan dan tahan lama ini cukup untuk melindungi dirinya dari musuh.
Marrow bug yang tampak pada gambar di atas juga menggunakan mekanisme
pertahananan yang sama.
Memanfaatkan Kemiripan
Hewan pada gambar di samping adalah
lebah, sedangkan gambar di bawah adalah lalat. Berkat kemiripan ini, musuh
lalat akan menjauh karena mengira ia adalah lebah. Selain mirip, lalat ini juga
mengeluarkan suara mendengung seperti lebah. Terlebih lagi, bila diserang
musuh, ia akan mengambil posisi agresif seperti lebah, yaitu mengangkat sayap
ke atas dan menekuk tubuh ke depan.
Kupu-kupu Viceroy sangat lezat bagi
burung. Namun, kemiripannya dengan kupu-kupu Monarch (gambar atas) sering
melindungi dirinya dari incaran burung.
Ikan Aspidontus yang ganas (gambar
atas) diuntungkan oleh kemiripannya dengan ikan pembersih (gambar bawah). Ikan
lain yang didekati Aspidontus mengira tubuhnya akan dibersihkan, tetapi ekor
dan siripnya malah disambarnya.
Beberapa jenis hewan bergerak sangat
lambat serta tidak sempat melarikan diri dan bersem-bunyi dari musuhnya. Akan
tetapi, mereka masih diberi mekanisme pertahanan diri yang lain: perisai dan
duri di tubuh mereka.
Landak adalah hewan paling terkenal
di antara hewan-hewan yang melindungi diri dengan duri. Hewan yang gerakannya
sangat lambat ini tentu telah punah jutaan tahun lalu bila tak mempunyai sistem
perlindungan seperti itu. Sistem perlindungan yang telah membuatnya bertahan
hidup tentu saja tidak dipikirkan dan diciptakannya sendiri, dan juga tidak
muncul karena kebetulan belaka. Hewan ini semata-mata telah tercipta seperti
itu adanya.
Begitu ada bahaya, reptil ini akan
menarik ekornya ke mulut sehingga bentuk tubuhnya menjadi bundar. Sementara
itu, perisai yang menyelubungi seluruh tubuh akan melindunginya dari bahaya
luar.
Pill bug menggulung dirinya ke dalam
membentuk bola bila ada bahaya. Tubuhnya terlindungi oleh cangkang yang kuat.
Trenggiling (pangolin) mempunyai
kulit keras berbentuk kerucut. Saat tubuhnya menggulung, ujung yang tajam pada
perisai ini akan mencuat keluar. Hampir tak ada hewan yang mampu menembus
perisai
Penyamaran
Beberapa jenis hewan dilindungi oleh
struktur dan tampilan tubuhnya yang serasi dengan lingkungannya. Kemampuan
menyamar yang diberikan Allah kepada mereka sangat selaras dengan habitatnya.
Saat melihat gambar ini, sulit dibedakan mana hewan dan mana tumbuhan.
Kadang-kadang kita tidak dapat membedakan antara hewan dengan lingkungannya.
Penyamarannya yang demikian efektif dan cerdik merupakan petunjuk bahwa hewan
ini dirancang secara khusus untuk mempunyai mekanisme pertahanan seperti itu.
Daun Kering atau Kupu-Kupu?
Sekilas, kupu-kupu ini terlihat
seperti daun kering. Sayapnya mirip daun kering, lengkap dengan ciri-ciri
detail seperti urat daun, bagian yang membusuk, dan nuansa warnanya. Tampilan
seperti ini memberikan perlindungan sempurna bagi kupu-kupu. Kemiripan antara
sayap kupu-kupu dengan daun kering (bahkan sangat mirip sampai ke urat daun dan
bagian daun yang kering) tidak mungkin diabaikan dan dianggap kebetulan belaka.
Sama halnya dengan omong kosong yang mengatakan bahwa kupu-kupu tersebut
membuat dirinya sendiri tampak seperti daun.
Belalang Sembah
Belalang sembah merupakan salah satu
jenis serangga yang diciptakan sangat selaras dengan habitatnya. Mereka dapat
menyembunyikan diri pada dedaunan dan ranting. Satu-satunya “senjata” yang mereka
miliki adalah bentuk dan warna tubuh. Dengan “senjata” ini, mereka bersembunyi
dari musuh.
Sangat sulit membedakan antara
belalang sembah dengan bunga anggrek tempat ia bertengger.
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik.
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al Hasyr, 59: 24) !
Bunga yang tampak memenuhi ranting
ini sebenarnya adalah sekawanan ulat.
Kutu daun yang menyerupai duri.
Tidak mudah membedakan labah-labah
kuning yang menyembunyikan dirinya untuk memangsa serangga, dari mahkota bunga
yang ia tempati.
Belalang pemakan daun ini dengan
leluasa menjelajahi dedaunan. Karena warna tubuhnya sama dengan daun, ia sulit
dikenali musuh utamanya - kadal dan burung. Dengan demikian belalang dapat
hidup dan makan dengan aman.
Tidak ada yang mungkin menyatakan
bahwa belalang berubah menyerupai daun karena ia sering menghabiskan waktunya
di antara dedaunan, atau karena entah bagaimana ia mengubah dirinya menjadi
daun.
Nyata sekali, belalang pemakan daun
ini telah diciptakan dengan memiliki kemampuan menyamar ini sehingga mereka
dapat bertahan hidup.
“Maka apakah (Allah) yang menciptakan
itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran?” (QS. An-Nahl, 16: 17) !
Contoh lain makhluk yang menyamar:
dua katak yang memiliki warna kulit
yang persis sama dengan pola cabang pohon.
Daun hijau dan katak hijau.
Ada seekor ulat di antara dedaunan!
Ulat di kanan dapat dengan mudah
bersembunyi dari musuh-musuhnya berkat kemiripannya yang sempurna dengan cabang
pohon. Pada gambar di atas terdapat empat ulat di antara cabang.
Seekor ulat yang menyerupai kotoran
burung
Binatang yang kelihatan menyeramkan
di bawahi ini juga bertahan hidup dengan penyamaran.
Tiga belas ekor kadal bertanduk ini
tersamar di antara batu-batu yang berserakan.
Ikan Minnow sulit dibedakan dengan
bebatuan ini meskipun airnya dangkal.
Ular ini (kiri) menyamar dengan
sempurna di atas tanah hutan yang tertutup dedaunan. Warna kulitnya sangat
menguntungkan, baik pada saat memangsa maupun saat bersembunyi.
Ular-ular ini sangat sulit dibedakan
dengan dedaunan.
Warna Bulu yang Berubah Sesuai Musim
dan Tanah
Burung dan kelinci sama-sama
mengalami perubahan warna bulu sesuai dengan musim. Bulu mereka berubah menjadi
putih pada musim dingin, sedangkan pada musim semi warna mereka berubah sesuai
dengan warna tanah dan tumbuhan di sekitarnya.
Perubahan warna menurut habitat ini
terjadi melalui serangkaian mekanisme rumit pada tubuh mereka. Mekanisme
tersebutyang mirip dengan perubahan warna kulit manusia yang menjadi kecoklatan
bila berjemur di bawah sinar mataharimenyebabkan perubahan warna bulu pada
hewan. Manusia tidak dapat mencegah kulit menjadi coklat atau terbakar oleh
sinar matahari (kecuali dengan menggunakan metode perlindungan khusus). Begitu
pula hewan, mereka juga tidak bisa mengendalikan perubahan pada tubuhnya. Yang
penting adalah perubahan warna bulu ini memberi perlindungan bagi hewan-hewan
tersebut. Warna bulu mereka merupakan kamuflase yang baik, dengan berubah
menjadi putih di musim dingin dan kuning kecoklatan di musim-musim lain.
Bisa saja terjadi sebaliknya, warna
bulu menjadi kuning kecoklatan saat musim dingin dan putih saat musim panas.
Atau, bisa saja tak terjadi perubahan warna apa pun meski musim berubah.
Singkatnya, terdapat kearifan dan perencanaan tertentu di balik perubahan warna
bulu sesuai musim tersebut. Hewan tentu saja tidak dapat memperkirakan dan
mengatur perubahan ini. Tentu saja Dia Yang telah menciptakan hewan itulah yang
memberkahinya dengan perlindungan demikian sempurna.
Warna tubuh rusa yang sama dengan
padang rumput di sekitarnya sangat menguntungkan baginya.
Warna dan pola bulu membuat burung
yang bersarang di tanah ini dapat berkamuflase secara sempurna di antara dedaunan.
Telur burung ini juga mempunyai warna dan pola yang sama sehingga sukar
dikenali.
Keistimewaan Warna Merah
Sistem pertahanan beberapa hewan
tergantung pada efek warna merah yang menciutkan hati. Misalnya, dalam keadaan
bahaya, belalang pohon memperlihatkan warna merah di punggungnya kepada musuh.
Kepiting menunjukkan warna merah pada capitnya. Yang menarik, bagian tubuh yang
berwarna merah ini tidak terlihat dalam keadaan normal, tetapi dengan mudah
tersingkap saat bahaya datang. Cara ini digunakan untuk “mengejutkan” musuhnya.
Ikan Buntal
Ikan ini dilengkapi dengan mekanisme
pertahanan yang unik. Bila terancam bahaya, ia menelan banyak air dan
membengkak. Duri-duri yang mencuat di sekujur tubuhnya cukup untuk membuat
lawannya mundur teratur.
Lebih Menakutkan Dibandingkan
Sebenarnya
Bila bahaya menghadang, kadal ini
akan mengembangkan tubuhnya hingga tampak lebih besar dibandingkan ukuran
sebenarnya. Saat tubuhnya mengembang, surai yang muncul di tengkuk membuat
sosoknya tampak lebih menakutkan.
Sistem pertahanan diri lainnya yang
tak kalah mengagumkan adalah “mata palsu”. Ada beragam pola pada tubuh hewan
yang bisa disebut “mata palsu”. “Mata palsu” ini begitu meyakinkan, sehingga
pemangsa yang ingin memangsa hewan-hewan ini menyangka ia menghadapi hewan yang
berukuran jauh lebih besar. Di lain pihak, hewan pemilik “mata palsu” ini
menikmati karunia yang tak disadari oleh mereka sendiri.
Beberapa jenis kupu-kupu, saat
membuka sayapnya, akan metampakkan sepasang mata yang kelihatan simetris dengan
pola yang mendetail. Hanya dengan memperlihatkan mata palsu ini, musuh dibuat
percaya bahwa yang dihadapinya bukanlah kupu-kupu. Khususnya, “wajah palsu”
beberapa spesies kupu-kupu, misalnya kupu-kupu Shonling pada gambar di bawah,
sangat sempurna karena mempunyai mata berkilat, raut wajah, alis mata berkerut,
mulut, dan hidung, sehingga keseluruhan polanya cukup menakutkan bagi sebagian
besar musuhnya.
Mustahil kita mengatakan bahwa wajah
palsu tersebut muncul akibat “kebetulan” belaka. Bila kita amati gambar
tersebut dengan saksama, kita menyadari bahwa raut wajah palsu tersebut tak
mung-kin terbentuk secara kebetulan. Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu
membuat “wajah” yang simetris? Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu membentuk
warna dan corak yang serupa di dua tempat? Tentu saja tidak mungkin. Pernyataan
“kebetulan” ini sama sekali tidak bermakna dan tidak ilmiah. Mampukah kupu-kupu
membuat sistem pertahanan sendiri, berpikir bahwa cara tersebut akan berguna?
Jawabannya tentu saja tidak.
Mustahil seekor ulat yang masa
hidupnya hanya beberapa minggu mampu mengatur kombinasi warna dan desain
tubuhnya sendiri serta membuat lukisan dengan begitu indah, dan lukisannya ini
digunakan sebagai alat pertahanan diri. Seperti makhluk hidup lain, Allah juga
telah menciptakan mahkluk ini dengan “mata palsu”. Pemilik rancangan yang
sempurna ini hanyalah Allah, penjaga alam dan seisinya.
Sistem pertahanan diri lainnya yang
tak kalah mengagumkan adalah “mata palsu”. Ada beragam pola pada tubuh hewan
yang bisa disebut “mata palsu”. “Mata palsu” ini begitu meyakinkan, sehingga
pemangsa yang ingin memangsa hewan-hewan ini menyangka ia menghadapi hewan yang
berukuran jauh lebih besar. Di lain pihak, hewan pemilik “mata palsu” ini
menikmati karunia yang tak disadari oleh mereka sendiri.
Beberapa jenis kupu-kupu, saat
membuka sayapnya, akan metampakkan sepasang mata yang kelihatan simetris dengan
pola yang mendetail. Hanya dengan memperlihatkan mata palsu ini, musuh dibuat
percaya bahwa yang dihadapinya bukanlah kupu-kupu. Khususnya, “wajah palsu”
beberapa spesies kupu-kupu, misalnya kupu-kupu Shonling pada gambar di bawah,
sangat sempurna karena mempunyai mata berkilat, raut wajah, alis mata berkerut,
mulut, dan hidung, sehingga keseluruhan polanya cukup menakutkan bagi sebagian
besar musuhnya.
Mustahil kita mengatakan bahwa wajah
palsu tersebut muncul akibat “kebetulan” belaka. Bila kita amati gambar
tersebut dengan saksama, kita menyadari bahwa raut wajah palsu tersebut tak
mung-kin terbentuk secara kebetulan. Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu
membuat “wajah” yang simetris? Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu membentuk
warna dan corak yang serupa di dua tempat? Tentu saja tidak mungkin. Pernyataan
“kebetulan” ini sama sekali tidak bermakna dan tidak ilmiah. Mampukah kupu-kupu
membuat sistem pertahanan sendiri, berpikir bahwa cara tersebut akan berguna?
Jawabannya tentu saja tidak.
Mustahil seekor ulat yang masa
hidupnya hanya beberapa minggu mampu mengatur kombinasi warna dan desain
tubuhnya sendiri serta membuat lukisan dengan begitu indah, dan lukisannya ini
digunakan sebagai alat pertahanan diri. Seperti makhluk hidup lain, Allah juga
telah menciptakan mahkluk ini dengan “mata palsu”. Pemilik rancangan yang
sempurna ini hanyalah Allah, penjaga alam dan seisinya.
Burung pada gambar di samping, yang
hidup di hutan tropis, secara tiba-tiba akan membuka lebar sayapnya ketika
musuh mencoba memangsa anaknya, telurnya, maupun dirinya sendiri. Corak
berwarna cerah pada sayapnya yang muncul tiba-tiba akan mengejutkan musuhnya.
Organ tubuh palsu tidak hanya
digunakan un-tuk menakuti-nakuti lawan, tapi juga untuk mele-paskan diri dari
musuh. Bagian ekor ngengat (gambar bawah) tampak seperti kepala berante-na.
Akibatnya, musuh menyerang bagian ekor ngengat ini karena menyangka itu kepala.
Nge-ngat kemudian kembali mengecoh penyerang dengan memutar punggungnya.
Tingkahnya ini membingungkan musuh, dan ia memperoleh kesempatan untuk
melarikan diri. “Kepala palsu” yang sama juga dimiliki jenis kupu-kupu pada
gambar di bawah.
Gambar di atas menunjukkan kepala dan
mata ikan thornback ray yang asli.
Ikan thornback ray berenang masuk ke
dalam sarangnya, dan membiarkan ekornya menghadap keluar. Pada bagian ekor
terlihat sepasang “mata palsu”. Ikan di sekitarnya tidak berani mendekat karena
mengira ikan itu masih dalam keadaan terjaga.
Ulat hijau ini terlindung dari musuh
berkat “mata palsu” di ekornya.
SENJATA
KIMIAWI
Beberapa jenis makhluk hidup mampu
menghasilkan senyawa kimia yang sangat kompleks di dalam tubuhnya. Manusia
membutuhkan teknologi dan tingkat ketelitian laboratorium yang sangat tinggi
untuk membuatnya, tetapi hewan-hewan tersebut mampu menghasilkan zat kimia
tersebut dengan mudah. Beberapa contoh di antaranya:
Kumbang Penyemprot
Hewan pada gambar di halaman sebelah ini
adalah “Kumbang Pe-nyemprot”. Ia memiliki mekanisme pertahanan yang berbeda
dengan hewan lain. Bila terancam bahaya, campuran dua zat kimia (hidrogen
peroksida dan hidrokuinon) yang sebelumnya disimpan di “organ pe-nyimpan”
dipindahkan ke “organ semprot”. Dengan bantuan efek pe-mercepat enzim katalis
khusus (peroksidase) yang disekresikan dinding “ruang semprot”, campuran zat
kimia itu berubah menjadi senjata kimia menakutkan bersuhu 100C. Jika terbakar
semprotan cairan zat kimia mendidih yang disemprotkan dengan tekanan tinggi
tersebut, musuh akan panik dan urung memangsa.
Bagaimana serangga ini memiliki
mekanisme pertahanan serumit ini? Mustahil ia “sendiri” yang ini telah
mengembangkannya.
Bagaimana mungkin seekor kumbang
dapat membuat rumus dua macam zat kimia yang meledak jika bercampur? Kalaupun
ia mampu membuatnya, bagaimana ia bisa menghasilkan dan menyimpan kedua-nya di
dalam tubuhnya? Andaipun kumbang tersebut dapat melaku-kannya, bagaimana ia
membentuk ruang penyimpanan dan ruang sem-prot di dalam tubuhnya untuk kedua
zat ini? Bahkan bila semua ke-mampuan ini telah dimiliki, bagaimana ia
menentukan rumus zat katalis yang dapat mempercepat reaksi kedua zat kimia
tersebut? Kumbang juga harus menyekat dinding ruang ledak dan dinding saluran
untuk menyemprotkan campuran zat tersebut dengan bahan tahan api agar dirinya
tak ikut terbakar.
Sistem yang diperlihatkan kumbang ini
bahkan tak dapat dilakukan manusia, kecuali ahli kimia. Dan tentu saja, ahli
kimia itu tidak melaku-kannya di dalam tubuhnya sendiri, melainkan di
laboratorium!
Tentu tak masuk akal menganggap
kumbang ini sebagai ahli kimia dan perancang yang menakjubkan, sehingga mampu
mengatur tubuhnya sendiri sesuai dengan reaksi yang timbul. Jelas, kumbang
melakukan sistem pertahanan dirinya sebagai refleks, tanpa menyadari akibatnya.
Di alam, tak ada satu pun makhluk yang memiliki kekuatan dan kearifan
sedemikian tinggi. Manusia pun tak mampu menciptakan makhluk seperti itu.
Jangankan menciptakan makhluk yang kompleks, membuat satu protein pun - salah
satu zat kimia paling sederhana yang mendasar bagi kehidupan - tak ada ilmu-wan
yang mampu, meskipun contoh-contoh protein sudah ada di tangan mereka.
Sudah jelas bahwa sosok yang
mem-punyai ilmu dan ke-kuasaan yang demikian agung - yakni Allah - adalah
pencipta hewan ini. Kumbang penyem-prot hanya-lah satu di antara jutaan makhluk
ciptaan Allah, dan merupakan contoh kekua-saan Allah yang tak terbatas dan
tiada bandingannya.
ARSITEK-ARSITEK
YANG MENGAGUMKAN
Pada bagian sebelumnya telah dibahas
kemampuan lebah madu yang mengagumkan. Koloni lebah madu membangun pada
arsitektur sarang yang menakjubkan, menjalankan rencana yang rumit dan cerdik,
beserta melaksanakan tugas-tugas secara otomatis, yang bahkan sulit dilakukan
manusia.
Sebagaimana telah dijelaskan, lebah
mampu melakukan pekerjaan yang luar biasa berat ini bukan karena mereka lebih
pandai dari manusia, melainkan karena lebah telah diilhami untuk melakukannya.
Kalau tidak, mustahil ribuan lebah yang tidak berakal mampu menyelesaikan tugas
berat dan rumit seperti ini, yang membutuhkan kontrol serta pengawasan
terpusat.
Namun, di alam ini lebah bukanlah
satu-satunya “arsitek” hebat. Pada halaman-halaman berikutnya akan dijelaskan
hewan-hewan lain yang mampu menyelesaikan konstruksi yang rumit dan sulit
dengan keterampilan tinggi sebagaimana koloni lebah. Hewan-hewan ini, seperti
halnya lebah, menggunakan pengetahuan yang “diilhamkan” kepada mereka untuk
mendirikan bangunan mengagumkan dengan dibantu kemampuan khusus telah mereka
miliki sejak diciptakan.
Dari banyak arsitek alam yang hebat
di muka bumi ini, orang akan langsung teringat kepada berang-berang. Hewan ini
membangun rumah-nya di tengah kolam diam, yang dibangun dengan cara membe-dung
sungai.
Berang-berang membuat bendungan untuk
menghalangi aliran su-ngai, sehingga terbentuk sebuah kolam diam tempat mereka
mem-bangun sarang. Untuk membendung sungai, pertama-tama mereka men-dorong
batang pohon besar ke dasar sungai. Mereka lalu menumpukkan batang-batang pohon
yang lebih kecil di atasnya. Akan tetapi, masih ada masalah yang mereka hadapi,
yakni arus sungai yang dapat meng-hanyutkan tumpukan cabang-cabang tersebut.
Jika bendungan itu tidak tertanam kuat di dasar sungai, air akan segera
menghancurkannya. Jalan terbaik untuk mencegah hal ini adalah menancapkan
pancang pada dasar sungai, kemudian membangun bendungan di atasnya. Untuk itu,
berang-berang menggunakan pancang-pancang besar sebagai dinding penopang utama.
Berang-berang tidak repot-repot menancapkan pancang tersebut ke dasar sungai;
mereka menguatkan kedudukan pancang dengan me-nimpanya dengan batu. Langkah
terakhir, mereka merekatkan tum-pukan cabang-cabang pohon dengan adukan khusus
dari tanah liat dan daun-daun kering. Adukan ini kedap-air dan tahan terhadap
efek korosif air.
Bendungan tersebut menahan air dengan
sudut tepat 45o. Ini me-nunjukkan berang-berang tidak secara sembarangan
meletakkan cabang-cabang pohon di aliran sungai, tetapi menyusunnya dengan
hati-hati dan terencana. Menariknya, semua bendungan di PLTA modern pun dibuat
dengan sudut yang sama. Berang-berang juga tidak ceroboh memben-dung seluruh
badan sungai. Mereka tetap menjaga permukaan air pada ketinggian yang
dikehendaki dan membuat saluran-saluran khusus un-tuk mengalirkan air yang
berlebih.
Menara Rayap
Reputasi rayap di antara para arsitek
alam sudah tak diragukan lagi. Rayap, yang sangat mirip dengan semut, hidup
dalam sarang terbuat dari tanah yang amat mengagumkan. Tinggi sarang rayap bisa
mencapai enam meter, dan lebarnya bisa mencapai dua belas meter. Yang paling
menarik, hewan ini ternyata buta.
Bahan pembangun sarang adalah
“adonan” keras yang dibuat rayap pekerja dengan mencampurkan tanah dengan air
liurnya. Yang paling luar biasa dari seni konstruksi sarang rayap adalah
pasokan udara yang kontinu, sehingga suhu dan kelembapan di dalamnya relatif
tetap. Dinding yang tebal dan keras pada sarang rayap ini melindungi bagian
dalam dari panas di luar sarang. Sirkulasi udara diatur dengan membuat
terowongan khusus pada sisi dinding sebelah dalam. Sementara itu, pori-pori
yang terdapat pada dinding berfungsi untuk menyaring udara.
Untuk oksigen yang dibutuhkan koloni
rayap yang menghuni sarang berukuran sedang, diperlukan 1500 liter udara tiap
harinya. Bila udara langsung masuk ke dalam sarang, suhu di dalam sarang akan
naik dan membahayakan rayap. Namun, rayap telah melakukan upaya pence-gahan,
seakan-akan tahu bahaya yang akan menimpa mereka.
Mereka membuat ruangan-ruangan bawah
tanah yang lembap sebagai perlindungan dari panas yang berlebihan. Spesies-spesies
rayap di Gurun Sahara menggali saluran irigasi sedalam empat puluh meter agar
uap air dari bawah bisa mencapai sarang. Dinding menara yang tebal membantu
mempertahankan kelembapan di bagian dalam.
Pengaturan suhu, seperti halnya
pengaturan kelembapan, dilakukan dengan sangat sakama. Udara luar melewati
terowongan sempit di permukaan sarang, masuk ke dalam ruangan lembap, dan
mencapai ruangan luas di puncak sarang. Di sana, udara menghangat akibat panas
dari tubuh serangga, lalu naik. Jadi, sirkulasi udara yang selalu diawasi oleh
koloni rayap pekerja ini menggunakan hukum fisika sederhana.
Di bagian luar sarang terdapat
saluran dan atap yang dibuat dengan kemiringan tertentu untuk mencegah masuknya
air.
Bagaimana makhluk hidup ini, yang
otaknya lebih kecil dari satu milimeter kubik dan tak memiliki indra penglihat,
membangun kon-struksi yang begitu rumit?
Karya rayap ini merupakan hasil kerja
kolektif. Anggapan bahwa “rayap menggali terowongan secara terpisah, yang
secara kebetulan saling sesuai”, sama sekali tidak masuk akal. Namun, dari sini
timbul pertanyaan: bagaimana hewan ini bekerja dengan selaras, melaksanakan
tugas yang rumit ini? Padahal, bila manusia akan membangun gedung, seorang
arsitek terlebih dahulu membuat gambar rancangan yang dibagikan kepada buruh,
kemudian proses pembangunan diatur di tempat kerja. Lalu bagaimana mungkin
rayap, yang tak berkomunikasi satu sama lain, bahkan buta, mampu menangani
suatu pekerjaan besar dalam keselarasan?
Sebuah percobaan dilakukan untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
Pada percobaan ini, pertama-tama
sarang rayap yang masih diba-ngun dibagi menjadi dua. Selama pembangunan
sarang, dua kelompok rayap dijaga agar tidak saling berkomunikasi. Hasilnya
sangat mengejutkan. Pada akhir percobaan, yang terjadi bukanlah dua sarang yang
terpisah, namun dua bagian dari satu sarang. Ketika dua bagian ini diga-bungkan
kembali, semua terowongan dan saluran yang terpisah ternyata tersambung dengan
baik.
Apa penjelasan atas fenomena ini?
Pertama, tidak semua rayap me-miliki informasi yang dibutuhkan untuk membangun
sarang secara utuh. Seekor rayap hanya memiliki informasi tentang bagian yang
sedang dikerjakannya saja. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua
informasi yang lengkap terdapat pada seluruh komunitas rayap secara
keseluruhan. Di sinilah kita menemukan pengetahuan tingkat tinggi. Pengetahuan
seperti itu hanya terdapat pada suatu komunitas yang terdiri atas individu dari
spesies yang sama. Rayap bukanlah satu-satunya contoh yang ada di alam.
Contoh lain, ketika terbang secara
massal, belalang biasanya menuju arah tertentu. Bila kita menangkap seekor
belalang dari kelom-pok ini dan meletakkannya di dalam kotak, ia akan
kehilangan arah, menjadi panik dan mencoba terbang ke semua arah. Bila kita
meletakkan kotak tersebut di tengah-tengah kawanan belalang yang sedang
terbang, belalang di dalam kotak kembali menemukan arahnya, dan mulai terbang
ke arah itu, yakni arah kawanan belalang tersebut!
Kesimpulannya, informasi yang
berkaitan dengan organisasi kolektif dan pembagian tugas di antara mereka hanya
akan tampak pada tingkat-an kelompok komunal. Infomasi ini tidak dimiliki
secara individu. De-ngan kata lain, hewan yang melakukan tugas kolektif seperti
lebah dan ra-yap tidak mengetahui apa yang harus dilakukan sebagai individu. Di
luar mereka semua, terdapat kekuatan lain yang mengatur dan menciptakan hasil
yang sempurna, dengan memadukan tugas semua anggota koloni.
Seperti telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, Allah berfirman di dalam Al Quran bahwa produksi madu adalah hal
yang “diilhamkan” kepada lebah. Ini berlaku pula bagi perilaku rayap dan hewan
lainnya.
Tentunya, segala proses yang
menakjubkan ini sudah “diajarkan” pa-da hewan-hewan dan mereka diperintahkan
untuk melakukan tugas-tu-gasnya. Manusia memang mampu membangun gedung-gedung
yang menakjubkan, namun hanya setelah menuntut pendidikan arsitektur
bertahun-tahun dan dengan menggunakan berbagai macam alat. Jelas, hewan yang
tidak mempunyai pengetahuan dan akal sebagaimana ma-nusia ini, telah diciptakan
secara khusus untuk melakukan tugasnya ma-sing-masing. Mereka adalah tanda yang
menunjukkan pengetahuan dan kekuasan tak terbatas dari Pencipta mereka.
Kekaguman dan puja-puji atas adanya
keajaiban arsitektur alam ini tentu bukan ditujukan kepada hewan-hewan ini,
namun hanya kepada Allah yang telah menciptakan mereka dengan kemampuannya
masing-masing.
Picture Text
Meskipun ukurannya tidak lebih dari
beberapa sentimeter, rayap dapat mendirikan menara ber-meter-meter tingginya
tanpa ban-tuan alat apa pun. Sarang yang mengagumkan ini melindungi koloni
berpopulasi lebih dari sejuta rayap dari musuh dan kondisi lingkungan yang
tidak mengun-tungkan.
Bagian Dalam Sarang Rayap
Pertanian di dalam Menara
Beberapa jenis rayap memelihara jamur
di kebun dalam menara mereka. Namun, jamur ini menge-luarkan panas karena
mengalami metabolisme. Panas tersebut mengganggu kestabilan suhu yang dijaga
rayap. Oleh karena itu rayap, harus mengimbangi ke-naikan suhu yang sangat
tinggi ini. Rayap menggunakan cara yang unik dalam membuang panas yang berasal
dari tubuh mereka dan dari metabolisme jamur. Panas naik melewati saluran
ventilasi utama dalam menara. Udara bersirkulasi dan melewati saluran kapiler
yang terletak di dekat dinding sarang. Di dalam saluran kecil inilah oksigen
diambil dan karbon dioksida yang berasal dari rayap dan jamur dibuang. Sistem
seperti ini membuat sarang rayap seakan berfungsi sebagai paru-paru raksasa
bagi seluruh anggota koloni. Udara mendingin selagi bergerak di sepanjang
saluran kapiler.
Akibatnya, udara yang kaya dengan
oksigen dan selalu sejuk ini mengalir dengan kecepatan 12 cm per menit dan suhu
di dalam sarang tetap konstan pada suhu 30o C.
Kebun jamur di dalam sarang rayap
Semut Penenun
Semut penenun hidup di hutan hujan
Afrika. Berbeda dengan semut lain yang membuat sarang di bawah tanah, semut ini
membangun sarang dari dedaunan di atas pohon.
Dibangun untuk menghadapi segala
macam gangguan, sarang semut bisa sangat besar dan melebar sampai meliputi tiga
pohon. Sarang disiapkan untuk memenuhi segala kebutuhan dan memiliki banyak
bagian, mulai dari tempat pemeliharaan semut muda sampai menara pengawas.
“Kepunyaan Allah-lah apa yang di
langit dan apa yang di bumi, dan adalah pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala
sesuatu.” (QS. An-Nisaa, 4: 126) !
Mula-mula semut menyebar ke seluruh
pohon yang akan dijadikan lokasi sarang (lihat kiri). Setelah menentukan tempat
membangun sarang, mereka segera mulai bekerja. Mereka melipat daun-daun yang
akan digunakan dari samping. Untuk menyatukan daun-daun itu, mereka saling
berpegangan, membentuk semacam jembatan (lihat kanan dan kiri tengah). Semut di
ujung rantai memegang pucuk daun dan mengopernya kepada semut kedua yang
berpegangan padanya. Proses ini berlangsung terus hingga daun tersebut sampai
ke semut terakhir, dan kedua daun dijajarkan.
Dapatkah Larva Membuat Mesin Jahit?
Saat sebagian semut memegang pucuk
daun dengan kaki dan mulut, semut-semut lain membawa larva dari tempat
pengeraman. Larva ini, dengan air ludah mereka, berfungsi sebagai gelendong
benang. Saat semut dewasa menekankan larva pada pucuk daun, kelenjar larva
mulai menghasilkan benang. Semut itu membawa larva tersebut bolak-balik seperti
jarum jahit sampai dua tepi daun melekat erat (lihat bawah).
RAHASIA
REPRODUKSI HEWAN
Makhluk hidup dapat menjaga
kelanjutan generasinya melalui sistem reproduksi yang berfungsi sempurna. Akan
tetapi, manusia dan hewan tidak cukup memiliki sistem reproduksi saja. Mereka
juga memerlukan naluri khusus, yaitu naluri seksual, yang membuat proses
reproduksi menjadi menarik. Bila tidak, kebanyakan hewan tidak akan mencoba
melakukannya meski mempunyai kesempatan untuk bereproduksi. Demikian pula,
mereka tentu menghindari kegiatan seksual saat menyadari sulitnya melahirkan,
bertelur, dan masa pengeraman.
Dorongan seksual semata juga tidak
akan cukup. Meskipun makhluk hidup berhubungan seksual dan menghasilkan
individu baru, spesies mereka bisa saja punah bila mereka tidak diciptakan
mempunyai naluri untuk melindungi dan merawat anaknya. Bila pasangan induk
tidak memiliki rasa kasih sayang, seperti yang dimiliki sebagian besar makhluk
hidup, suatu spesies bisa saja punah.
Mengenai hal ini, para pendukung
evolusi memperbincangkan “kesadaran untuk memiliki keturunan”. Menurut mereka,
sebagaimana setiap individu berusaha keras melindungi diri sendiri, pasti
mereka juga berusaha mengembangbiakkan spesiesnya. Akan tetapi, nyatanya seekor
hewan tak dapat berpikir, “Generasiku harus terus berlanjut sepeninggal diriku,
jadi aku harus berusaha sebisa mungkin”. Hewan melindungi dan merawat anaknya
bukan karena berharap keuntungan di masa depan, namun karena mereka sudah
diciptakan dengan naluri seperti itu.
Sebaliknya, ada beberapa jenis hewan
yang tidak mempunyai kasih sayang dan bahkan mengabaikan anaknya setelah
dilahirkan. Hewan-hewan ini menghasilkan banyak keturunan setiap melahirkan dan
seba-gian anaknya dapat bertahan hidup tanpa perlindungan. Bila jenis hewan ini
mempunyai naluri untuk melindungi anaknya, akan terjadi ledakan populasi
spesies mereka dan akhirnya keseimbangan alam terganggu.
Singkatnya, sistem reproduksi yang
merupakan prasyarat bagi kelangsungan kehidupan ini, merupakan sistem yang
diciptakan Allah. Dia yang menghendaki kehidupan terus berlangsung. Allah
adalah “Pemberi Kehidupan”. Dia yang menciptakan makhluk hidup dan Dia yang
menciptakan keturunannya hadir ke dunia. Semua makhluk hidup dapat hidup berkat
Dia. Mereka berutang nyawa bukan kepada induk-nya, melainkan kepada Allah yang
telah menciptakan mereka beserta induknya. Allah berfirman di dalam Al Quran:
“Dan Dialah yang menciptakan serta
mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.”
(QS. Al Mu'minuun, 23: 79) !
Pada halaman-halaman berikut, kita
akan membahas sistem repro-duksi yang dianugerahkan Allah kepada beberapa jenis
makhluk hidup. Mereka menghadapi banyak rintangan dalam menjamin kelanjutan
spesies mereka. Mereka melakukannya bukan karena dapat berpikir dan memutuskan
untuk “menjamin kelangsungan spesies” namun karena rahmat dan kasih sayang yang
Allah curahkan. Hewan-hewan ini hanya-lah beberapa contoh makhluk yang memiliki
sistem reproduksi menak-jubkan. Pada kenyataannya, sistem reproduksi setiap
makhluk merupa-kan keajaiban tersendiri.
Penguin: Hewan yang Diciptakan Sesuai
Iklim Kutub
Di lingkaran kutub Antartika yang
ditempati penguin, suhu dapat mencapai -40C. Tubuh pe-nguin diselimuti lapisan
lemak tebal, sehingga mereka dapat bertahan hidup di lingkungan beku tersebut.
Selain itu, sistem pencernaan mereka sa-ngat maju, sehingga dapat menguraikan
makanan dengan sangat cepat. Kedua faktor ini menjaga suhu tubuh penguin pada
40C, yang membuat mereka dapat mengabaikan udara dingin.
Semuanya Hanya untuk Anak Penguin
Penguin mengerami telurnya selama
musim dingin di kutub. Yang mengerami telur bukanlah betina, melainkan yang
jantan. Selain harus mela-wan suhu dingin yang mencapai -400 C, pasangan
penguin harus menghadapi gletser pada musim ini. Selama musim dingin, gletser
terus meluas, sehingga memperpanjang jarak antara tempat pengeraman dan laut
sebagai sumber makanan terdekat. Jarak tersebut bisa mencapai lebih dari 100
km.
Penguin betina hanya bertelur satu
butir. Telur dierami oleh si jantan, sedangkan si betina kembali ke laut.
Selama empat bulan mengerami, penguin jantan harus menghadapi badai kutub yang
terkadang mencapai kecepatan 100 km/jam. Karena harus menjaga telur, penguin
jantan tidak punya kesempatan berburu. Sumber makanan terdekat juga jauh,
kira-kira dua hari perjalanan. Penguin jantan dapat kehilangan setengah berat
tubuhnya karena diam selama empat bulan tanpa makan apa-apa, namun telurnya tak
pernah ditinggalkan. Meskipun tidak makan selama berbulan-bulan, penguin jantan
tidak berburu, tetapi menahan laparnya.
Setelah empat bulan, telur mulai
me-netas dan penguin betina tiba-tiba muncul kembali. Selama masa tersebut,
penguin betina tidak menyia-nyiakan waktu, tetapi mencari dan menyimpan makanan
di da-lam tubuhnya. Meskipun terletak di antara ratusan penguin lain, penguin
betina dapat dengan mudah menemukan pejantan dan anaknya. Karena sang ibu
selalu berburu di masa pengeraman, perutnya kini penuh. Ia mengosongkan
perutnya dan mengambil alih tugas menjaga si kecil.
Saat musim semi tiba, gletser mulai
mencair. Lubang bermunculan di es, yang menampakkan laut di bawahnya. Pasangan
induk penguin mulai berburu ikan lewat lubang tersebut dan memberi makan
anaknya.
Memberi makan si bayi adalah tugas
sulit. Kadang-kadang pasangan induk tidak makan dalam jangka waktu lama demi
memberi makan sang anak. Sarang juga tidak mungkin dibuat karena semuanya
tertutup oleh es. Satu-satunya cara menjaga anak dari udara sedingin es adalah
mele-takkannya di atas kaki mereka dan meng-hangatkannya dengan perut mereka.
Bertelur membutuhkan waktu yang
tepat. Mengapa penguin bertelur pada musim dingin dan bukan musim panas? Salah
satu alasannya adalah: bila ia bertelur pada musim panas, perkembangan anak
berlangsung pada musim dingin dan laut saat itu membeku. Tentu si induk akan
kesulitan menemukan dan memberi makan anaknya akibat cuaca yang ganas dan
jauhnya jarak mereka dengan laut, sumber makanan penguin.
Kanguru: Tokoh dalam Kisah Kelahiran
yang Luar Biasa
Sistem reproduksi kanguru sangat
berbeda dengan hewan lainnya. Embrio kanguru melewati beberapa tahap
perkem-bangan di luar rahim, yang biasanya terjadi di dalam rahim.
Tidak lama setelah pembuahan,
dilahirkan bayi kanguru yang buta, panjangnya satu sentimeter. Biasanya hanya
seekor yang lahir. Pada tahap ini bayi kanguru disebut neonatus. Se-mentara
embrio semua mamalia melewati tahap ini di dalam rahim induknya, anak kanguru
lahir saat panjangnya baru satu sentimeter. Neonatus tersebut belum berkembang
sempurna: kaki depan belum berbentuk, dan kaki belakang baru meru-pakan
tonjolan kecil.
Dengan keadaan seperti itu, neonatus
tentu tidak dapat meninggalkan induknya. Setelah keluar dari rahim, neonatus
bergerak memanjat menggunakan kaki depan menyusuri bulu-bulu tubuh induk dan
tiga menit kemudian tiba di kantong induknya. Kantong induk bagi neonatus sama
dengan rahim bagi mamalia lain. Perbedaannya adalah pada mamalia lain anak
terlahir dalam bentuk bayi, sedangkan kanguru masih berupa neonatus ketika
keluar dari rahim. Kaki, muka, dan banyak organ lainnya belum terbentuk.
Neonatus yang telah mencapai kantong, menempelkan dirinya ke salah satu dari
empat puting susu dan mulai menyusu.
Pada tahap ini, induk kembali
mengalami ovulasi dan sel telur terbentuk di dalam rahim. Betina sekali lagi
berkopulasi dengan jantan sehingga sel telur dibuahi. Namun, sel telur yang
dibuahi tidak segera berkembang. Bila wilayah Australia Te-ngah mengalami musim
kemarau panjang, seperti yang sering terjadi, telur yang dibuahi tersebut tidak
mengalami perkembangan sampai musim kemarau selesai. Bila musim hujan datang
dan padang rumput tumbuh, perkembangan sel telur dimulai kembali.
Pada tahap ini, kita menghadapi
pertanyaan: siapa yang merencana-kan semua ini, siapa yang mengatur
perkembangan telur sesuai kondisi lingkungan? Telur tidak dapat mengatur
dirinya sendiri karena belum sempurna sebagai makhluk hidup, tidak berakal, dan
sama sekali tidak mengetahui kondisi lingkungan di luar. Induk juga tidak dapat
mengatur hal ini karena, seperti makhluk hidup lain, induk tidak mempunyai
kekuasaan atas perkembangan yang terjadi di dalam tubuhnya. Peristiwa yang luar
biasa ini tentu diatur oleh Allah, pencipta induk dan sel telur.
Apabila cuaca mendukung, 33 hari
setelah pembuahan, neonatus baru yang sebesar biji kacang merah, merayap dari
mulut rahim dan mencapai kantong induknya seperti yang dilakukan kakaknya.
Sementara itu, neonatus pertama di
dalam kantong telah mengalami pertumbuhan yang nyata. Ia tumbuh tanpa
mengganggu adiknya yang panjangnya hanya satu sentimeter. Setelah berumur 190
hari, anak ka-nguru sudah cukup dewasa untuk keluar dari kantong induknya.
Mulai saat itu, anak kanguru menghabiskan sebagian besar waktunya di luar
kantong dan sepenuhnya meninggalkan kantong pada umur 235 hari.
Tak lama sesudah kelahiran anak
kedua, kanguru betina kembali berkopulasi, sehingga jumlah anak yang
menggantungkan hidup pada induk adalah tiga ekor. Anak pertama sudah dapat
makan rumput, namun kadang-kadang kembali ke kantong untuk menyusu; anak kedua
masih berkembang dengan menyusu; anak ketiga, yang terkecil, masih dalam bentuk
neonatus.
Yang mengejutkan adalah bahwa ketiga
anak ini, yang berada dalam tahap perkembangan yang berbeda-beda dan bergantung
pada induk-nya, masing-masing mendapatkan jenis air susu yang berbeda sesuai
dengan tahap perkembangannya. Pada awal perkembangannya, anak mendapatkan susu
yang bening dan tidak berwarna, kemudian susu berubah putih seperti air susu
pada umumnya. Jumlah lemak dan zat kandungan lain juga bertambah sejalan dengan
perkembangan anak.
Sementara
anak pertama mendapatkan susu yang sesuai dengan kebutuhannya, anak kedua
menda-patkan susu yang lebih mudah dicerna pada puting susu yang lain. Dengan
demikian, induk menghasil-kan dua jenis susu sekaligus dengan kandungan zat
yang berbeda. Ketika anak ketiga lahir, susu yang dihasilkan juga menjadi tiga
jenis: bergizi tinggi untuk anak yang lebih tua, gizi dan lemak lebih rendah
un-tuk anak yang lebih muda. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap anak
mendapatkan puting susu yang khusus bagi dirinya. Bila mengisap puting susu
yang mengandung zat yang berbahaya baginya, susu tersebut bisa membahayakan
tubuhnya.
Cara pemberian makan seperti di atas
ini memang luar biasa dan jelas merupakan karya cipta yang unik. Induk kanguru
tentu tidak secara sadar mengatur semuanya. Bagaimana mungkin seekor hewan
dapat menentukan kandungan susu yang berbeda-beda bagi ketiga anaknya? Andaikan
bisa, bagaimana ia dapat menghasilkan ketiga kandungan susu yang berbeda di dalam
tubuhnya? Bagaimana ketiga jenis susu itu disalurkan melalui saluran yang
berbeda?
Sudah pasti kanguru tidak mampu
melakukan hal tersebut. Induk kanguru bahkan tidak menyadari bahwa susu yang
dikeluarkan terdiri atas tiga macam. Proses yang sangat mengagumkan ini pasti
hasil dari sifat alamiah yang sudah ada dalam tubuh hewan.
Ibu Macam Apakah Buaya Itu?
Perawatan yang dilakukan buaya, hewan
liar yang hidup di sungai, untuk anaknya ternyata cukup mengejutkan.
Pertama-tama, buaya menggali lubang
sebagai tempat pengeraman telur. Suhu di dalam lubang tak boleh lebih dari 30C.
Kenaikan suhu sedikit saja dapat mengancam kehidupan embrio di dalam telur.
Induk buaya mencegah hal ini dengan mencari lubang tempat penyimpanan terlur di
tempat teduh. Meskipun demikian, ini mungkin belum cukup. Oleh karena itu,
induk buaya juga melakukan upaya lain untuk menjaga suhu telur selalu konstan.
Beberapa jenis buaya tidak menggali
lubang, tetapi membuat sarang di air dari rumput liar (lihat halaman kiri).
Bila suhu sarang masih naik juga, buaya mendinginkan sarang dengan memercikkan
air seni pada sarang. Ketika telur akan menetas, muncul suara nyaring dari
sarang. Suara ini mengingatkan induk bahwa saat yang dinantikan segera tiba.
Induk buaya mengeluarkan telur dan membantu anaknya keluar dari cangkang telur,
menggunakan giginya sebagai penjepit. Tempat paling aman bagi anak yang baru
lahir adalah kantung pe-lindung di dalam mulut induknya, yang dirancang khusus
untuk me-muat setengah lusin bayi buaya.
Di sini terlihat adanya kerja sama
dan rasa rela ber-korban pada hewan. Bagi orang-orang yang mengerti, semua
keselarasan di alam secara jelas menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah, Sang
Maha Pencipta segala yang ada di langit dan di bumi.
Teknologi Pemanfaatan Panas Burung Megapoda
Burung megapoda yang hidup di
Kepulauan Pasifik menyiapkan “mesin pengeram” bagi anak-anaknya. Selama musim
panas, burung ini bertelur sebutir setiap enam hari. Telur megapoda relatif
besar diban-dingkan ukuran tubuhnya sendiri, hampir sebesar telur burung unta.
Oleh karena itu, megapoda betina hanya mampu mengerami satu butir telur.
Akibatnya, setiap enam hari, telur yang baru menetas terancam mati karena
kurang mendapatkan panas. Namun, ini bukan masalah bagi mereka karena megapoda
jantan mempunyai keahlian membuat “mesin pengeram” telur, menggunakan bahan
yang paling berlimpah di alam, yaitu pasir dan tanah.
Untuk membuat “mesin” tersebut, enam
bulan sebelum musim bertelur tiba, mega-poda jantan mulai menggali lubang
dengan kedalaman satu meter dan diameter lima me-ter dengan menggunakan
cakarnya yang amat besar. Lubang tersebut diisi dengan rumput liar dan daun
basah. Tujuan utamanya adalah menghangatkan telur dengan menggunakan panas yang
dihasilkan bakteri dalam proses pembusukan tanaman tersebut.
Ada persiapan lain yang dilakukan
agar proses ini dapat berlangsung. Tumbuhan da-pat membusuk dan melepaskan
panas karena bentuk corong dari lubang yang dibuat mega-poda. Lubang tersebut
membuat air hujan merembes masuk dan menjaga tumpukan dedaunan tetap basah.
Kelembapan yang terjadi membuat proses pembusukan dapat berlangsung di bawah
pasir, dan panas pun dilepaskan. Beberapa saat sebelum musim semi, saat
dimulainya musim kering di Australia, megapoda jantan mulai membuka tumpukan
tumbuhan busuk tersebut agar bersentuhan dengan udara bebas. Hal ini dilakukan
untuk menjaga keseimbangan panas. Burung betina sekali-sekali mengunjungi
lubang dan memeriksa apakah burung jantan melakukan tugasnya atau tidak.
Akhirnya, burung betina bertelur di pasir di atas dedaunan busuk itu.
Megapoda Jantan: Termometer yang Peka
Agar anak dalam “mesin pengeram”
dapat berkembang baik, suhu harus konstan pada 33C. Untuk mencapai hal ini,
megapoda jantan secara teratur mengukur suhu pasir dengan paruhnya. Paruh ini
sensitif dalam mengukur suhu layaknya termometer. Bila perlu, megapoda akan
membuka lubang ventilasi untuk menurunkan suhu. Megapoda jantan bekerja dengan
amat teliti. Bahkan bila ada beberapa genggam tanah jatuh menutupi lubang
pengeraman, megapoda segera menyingkirkannya dengan kaki dan mencegah perubahan
suhu sekecil apa pun. Di bawah pengaturan yang ketat inilah telur-telur
tersebut menetas. Anak yang baru beberapa jam menetas dari telur sudah tumbuh
demikian baik sehingga dapat langsung terbang.
Bagaimana hewan ini dapat melakukan
tugas seperti itu selama jutaan tahun, padahal manusia pun tak dapat
melakukannya? Karena kita tahu bahwa hewan tidak mempunyai akal seperti
manusia, satu-satunya penjelasan dari fenomena tersebut adalah hewan ini sudah
diprogram dan diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Bila hewan ini tidak
diciptakan dengan kemampuan demikian, sulit dijelaskan bagaimana hewan ini
dapat mempersiapkan segalanya enam bulan sebelumnya, atau mengetahui hakikat
proses kimia yang rumit ini. Pertanyaan lain yang akan muncul adalah mengapa
burung megapoda ini melakukan pekerjaan yang susah ini demi melindungi
telurnya. Jawabannya tersembunyi dalam keinginan untuk berkembang biak dan
melindungi anaknya.
Burung Cuckoo
Tahukah Anda, burung cuckoo bertelur
di sa-rang burung lain dan memperdaya burung tersebut untuk merawat anaknya?
Ketika tiba saatnya bertelur, burung
cuckoo betina berpacu dengan waktu. Dengan siaga dan berjaga, dia bersembunyi
di antara dedaunan sambil memata-mati burung lain yang tengah membangun sarang.
Bila dia melihat burung yang dikenalnya tengah membangun sarang, dia pun
memutuskan waktu yang tepat untuk bertelur. Saat itulah dia menentukan burung
yang akan memelihara anaknya.
Burung cuckoo mulai beraksi ketika
melihat burung yang telah di-pilihnya bertelur. Begitu burung tersebut
meninggalkan sarang, burung cuckoo terbang ke sarang tersebut dan bertelur di
situ. Setelah itu, dia melakukan hal yang sangat cerdik dengan membuang salah
satu telur pemilik sarang. Kecerdikan ini mencegah munculnya kecurigaan burung
pemilik sarang.
Induk cuckoo menjalankan strategi
yang hebat dengan penentuan waktu yang tepat, sehingga anaknya dijamin memulai
kehidupan yang aman. Dalam satu musim cuckoo betina bertelur tidak hanya satu,
tetapi dua puluh butir. Oleh sebab itu, dia harus menemukan banyak induk burung
untuk memelihara anaknya, memata-matai banyak induk burung, dan menentukan
waktu yang tepat untuk bertelur. Induk cuckoo bertelur sebutir setiap dua hari,
dan setiap telur membutuhkan lima hari untuk terbentuk di dalam ovarium. Dia
tidak memiliki banyak waktu.
Setelah dua belas hari masa
pengeraman, telur menetas. Empat hari kemudian, ketika pertama kali membuka
mata, anak cuckoo melihat induk yang penuh kasih sayangyang bukan orangtuanya.
Hal pertama yang dilakukannya setelah menetas adalah membuang telur-telur yang
lain dari sarang ketika induknya pergi. Induk yang merawatnya itu mem-beri
makan anak cuckoo, yang dikiranya anaknya sendiri, dengan hati-hati. Menjelang
minggu keenam ketika anak cuckoo meninggalkan sarang, kita akan melihat
pemandangan menarik, yaitu seekor burung besar diberi makan oleh dua ekor
burung kecil.
Marilah kita renungkan, mengapa induk
cuckoo meninggalkan anaknya untuk dipelihara burung-burung lain. Apakah induk
cuckoo terpaksa melakukannya karena malas atau karena tidak cukup cekatan untuk
membangun sarang sendiri? Atau, mungkin dahulu induk cuckoo membangun sarang
dan memelihara anaknya sendiri, tetapi kemudian sadar bahwa semua itu ada-lah
tugas yang merepotkan, lalu dia menemukan cara ini? Menurut Anda, apakah seekor
burung dapat me-nyusun sendiri rencana seperti ini?
Perang Antara Tawon “Pepsis” dan
Tarantula
Selama musim berkembang biak, berbeda
dengan hewan lain, tawon raksasa bernama “pepsis” tidak mau repot membangun
sarang atau mengerami. Oleh alam, tawon pepsis dilengkapi mekanisme reproduksi
yang benar-benar berbeda. Dia memberi makan dan melindungi telurnya dengan
menggunakan labah-labah terbesar dan paling beracun di dunia, tarantula.
Tarantula umumnya bersembunyi di
terowongan yang digalinya di dalam tanah. Walaupun demikian, tawon ini
dilengkapi dengan sensor khusus yang sensitif untuk mencium bau tarantula,
sehingga menemu-kan mangsa bukan hal yang sulit baginya. Bagaimanapun, tarantula
adalah makhluk yang jarang ada. Oleh karena itu, terkadang tawon harus berjalan
berjam-jam di tanah untuk menemukan satu tarantula saja. Selama perjalanan ini,
tawon tidak lupa membersihkan sensor secara teratur agar tidak kehilangan
sensitivitasnya.
Ketika tawon berhasil menemukan
tarantula, terjadilah perang antara keduanya. Senjata utama tarantula adalah
racun yang mematikan. Pada awal pertempuran, tarantula segera menggigit tawon.
Akan tetapi, pepsis memiliki penangkal racun istimewa sehingga terlindung dari
racun tarantula. Berkat cairan khusus yang dihasilkan tubuhnya itu, pepsis
tidak terpengaruh oleh racun tarantula yang kuat.
Pada tahap ini tidak ada lagi yang
bisa dilakukan tarantu-la untuk melawan pepsis. Sekarang giliran pepsis
menyengat. Pepsis menggigit bagian kiri atas perut tarantula dan memasukkan
racunnya di sana. Yang menarik, pepsis secara khusus memilih bagian tubuh ini
karena inilah bagian tubuh tarantula yang paling sensitif. Kejadian paling
menarik dimulai setelah tahap ini: racun pepsis yang dimasukkan ke dalam tubuh
tarantula bukan untuk membunuh, melainkan untuk melumpuhkan tarantula.
Pepsis membawa tarantula ke tempat
yang sesuai, menggali lubang, dan meletakkan tarantula di dalamnya. Kemudian
pepsis melubangi perut tarantula dan bertelur di dalamnya sebutir.
Telur pepsis menetas beberapa hari
kemudian. Anak pepsis mema-kan daging tarantula dan berlindung dalam tubuhnya
hingga masa ke-pompong tiba. Pada masa itu anak pepsis mengalami metamorfosis.
Pepsis harus menemukan tarantula untuk
setiap telur dari dua puluh butir yang ditelurkannya selama masa reproduksi.
Cara yang luar biasa ini menunjukkan
bahwa sistem reproduksi tawon ini secara khusus diciptakan sesuai dengan sifat
alami tarantula. Kalau tidak, sangat sulit dijelaskan adanya penawar racun
tarantula dalam tubuh pepsis, atau cairan yang dihasilkan pepsis untuk
melumpuhkan tarantula.
Picture Text
Tawon Pembor
Jenis tawon ini memberi makan anaknya
dengan larva dari spesies tawon lain yang disebut sireks. Tawon pembor menghadapi
kesulitan karena sireks melewatkan masa larvanya di dalam kulit kayu dengan
kedalaman 4 cm. Oleh karena itu, induk tawon pembor harus menemukan larva
sireks yang tidak terlihat dari luar. Untuk menemukan tempat larva, tawon ini
menggunakan sensor yang sangat sensitif di tubuhnya. Dengan demikian, masalah
pencarian lokasi larva terpecahkan.
Bagaimana dengan masalah selanjutnya?
Ia menyelesaikannya dengan mengebor kulit kayu itu. Organ tubuh tawon untuk
mengebor dinamakan ovipositor, panjangnya melebihi panjang tawon itu sendiri.
Organ ini adalah gabungan dua anggota badan yang keluar dari ekor, dan ujungnya
tajam seperti pisau ini. Di ujung “pisau” ini terdapat torehan yang mempunyai
fungsi khusus. Setelah lokasi sireks ditemukan, tawon langsung membor dengan
jarak sesingkat mungkin. Kedua “bor” tersebut membor kulit kayu dengan
bergantian bergerak maju-mundur seperti gergaji.
Setelah larva sireks tercapai, tawon
meletakkan telurnya di dalam larva melalui lubang ini. Anak tawon mulai tumbuh
di dalam larva sireks yang ditemukan ibunya, ditinggalkan dalam larva yang
menjadi sumber makanan sekaligus tempat berlindung. Desain yang demikian
sempurna ini bukanlah hasil kebetulan yang acak, melainkan merupakan mahakarya
Allah, pemilik segala kekuatan dan ilmu pengetahuan.
Tawon Pembuat Gerabah
Tawon ini memberi makan larvanya di
dalam sarang, yang dibuat dari lumpur dengan keahlian tinggi. Pertama-tama,
tawon ini mendapatkan seekor ulat gemuk, lalu menyengatnya pada sembilan titik
yang berpengaruh pada gerakannya. Ulat tidak mati, tetapi lumpuh dan tidak bisa
bergerak lagi. Tawon dengan hati-hati membawa ulat ke dalam sarang. Ulat lumpuh
ini menjadi makanan larva tawon sampai larva tersebut dewasa dan siap
meninggalkan sarang.
Bila alam memang seperti yang dikatakan
Darwin, yakni setiap individu hanya memedulikan dirinya sendiri, tak akan ada
makhluk hidup yang menghabiskan begitu banyak waktu dan energi, serta melawan
lapar ha-nya untuk melindungi dan memberi makan anaknya.
Untuk melindungi diri dari iklim
kutub yang sangat dingin, penguin berkumpul dekat-dekat. Dengan demikian, para
penguin kecil juga berkesempatan untuk berkumpul bersama, sekaligus terlindungi
dari pengaruh angin dingin.
“Dan tidak ada seorang perempuan pun
mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan
sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.“ (QS. Al Faathir, 35:
11)
Meskipun wajahnya besar dan buas,
induk buaya memberikan perawatan terbaik bagi anaknya. Ia memberikan naungan
yang aman bagi bayinya yang masih lemah dalam kantung khusus dalam mulutnya.
Megapoda jantan menggali lubang untuk
menyimpan telur
Ketika megapoda jantan menggali
lubang, betinanya hanya mengawasi tanpa ikut campur sama sekali.
Saat waktu menetas tiba, telur
dikeluarkan dari sarang.
Induk cuckoo bertelur di samping
telur-telur burung lain. Sebelumnya, cukup lama induk cuckoo mengamati sarang
burung yang dia pilih. Begitu burung pemilik sarang pergi, dengan hati-hati dia
bertelur di dalam sarang. Sementara itu, induk cuckoo membuang salah satu telur
di sarang, sehingga burung pemilik sarang tidak akan curiga.
Yang Manakah yang Anak?
Hal pertama yang dilakukan anak
cuckoo ketika menetas adalah membuang telur-telur lain yang ada di dalam
sarang. Dengan demi-kian, induk yang merawatnya hanya akan memberi makan dia
sen-diri. Meskipun enam minggu telah berlalu dan anak cuckoo tumbuh lebih besar
dari dirinya, induk yang merawatnya tetap melakukan tugas keibuan dengan sangat
cermat.
“Tuhan yang menguasai timur dan barat
dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan
akal.” (QS. Asy-Syu’araa, 26: 28) !
Tawon menyengat bagian kiri atas
perut tarantula. Ini adalah bagian yang paling tepat untuk melumpuhkan
tarantula.
MIGRASI
BURUNG
Di dalam Al Quran, Allah berfirman
agar kita memperhatikan burung, seperti dalam ayat, “Dan apakah mereka tidak
mem-perhatikan burung-burung yang mengembangkan dan menga-tupkan sayapnya di
atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS. Al Mulk, 67: 19). Pada bab
ini, kita akan secara khusus membahas burung migran; kita akan melihat
keseimbangan yang diciptakan burung-burung ini saat mereka mengarungi angkasa,
sistem tubuh yang diberikan kepada mereka, dan perhatian khusus pada kekuasaan
Allah yang menjaga mereka “di angkasa”.
Bagaimana Burung Menentukan Waktu
Migrasi?
Mengapa dan bagaimana awalnya burung
bermigrasi, serta apa yang membuat mereka memutuskan untuk bermigrasi telah
lama menjadi pusat perhatian. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa migrasi
disebabkan perubahan musim sementara yang lain percaya bahwa burung bermigrasi
untuk mencari makan. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana burung-burung ini
- tanpa perlindungan, perlengkap-an teknis, atau pengamanan, kecuali tubuh
mereka sendiri - dapat mela-kukan penerbangan yang sangat jauh. Migrasi
membutuhkan keahlian khusus seperti penentuan arah, cadangan makanan, dan
kemampuan untuk terbang dalam jangka waktu yang lama. Hewan yang tidak memiliki
ciri-ciri di atas tidak mungkin dapat berubah menjadi hewan migran, atau hewan
yang melakukan migrasi.
Salah satu eksperimen yang mengangkat
permasalahan ini adalah sebagai berikut: burung bulbul dijadikan objek
penelitian di sebuah laboratorium yang suhu dan cahayanya dapat diatur sesuai
kebutuhan. Kondisi di dalam laboratorium diatur sehingga berbeda dengan kondisi
di luar laboratorium. Misalnya, bila di luar musim dingin, kondisi laboratorium
dibuat seperti pada musim semi dan burung menyesuaikan dirinya pada kondisi
tersebut. Burung bulbul menumpuk lemak sebagai sumber energi, seperti yang
biasa mereka lakukan menjelang migrasi. Meskipun burung bulbul mengadaptasikan
tubuhnya dengan iklim buatan, dan menyiapkan diri seakan hendak bermigrasi,
mereka tidak berangkat sebelum waktunya tiba. Mereka mengamati musim di luar.
Hal ini merupakan bukti bahwa burung menentukan waktu migrasi bukan berdasarkan
perubahan musim.
Lalu bagaimana burung menentukan saat
untuk bermigrasi? Para ilmuwan masih belum menemukan jawaban dari pertanyaan
ini. Mereka percaya bahwa makhluk hidup memiliki “jam tubuh” yang membantu
mereka mengetahui waktu, bila mereka berada dalam lingkungan tertutup, dan
membedakan perubahan musim. Bagaimanapun, jawaban bahwa burung memiliki “jam
tubuh yang membantu mereka mengetahui saat untuk melakukan migrasi” adalah
jawaban yang tidak ilmiah. Jam seperti apakah itu, organ tubuh apa yang
berinteraksi dengannya, dan bagaimana jam ini muncul di dalam tubuh? Apakah
yang terjadi bila jam ini rusak atau tidak berpengaruh lagi?
Mengingat sistem yang sama berlaku
tidak hanya untuk seekor burung migran, tetapi juga untuk semua hewan migran,
pertanyaan ini perlu mendapat perhatian.
Sebagaimana telah diketahui, burung
migran tidak memulai perja-lanan migrasinya dari tempat yang sama. Ketika saat
bermigrasi tiba, masing-masing burung berada di tempat yang berbeda. Pada
sebagian besar spesies, pertama-tama mereka berkumpul di tempat tertentu untuk
kemudian bermigrasi bersama. Bagaimana mereka melakukan peng-aturan waktu
tersebut? Bagaimana “jam tubuh”, yang katanya dimiliki burung, dapat begitu
selaras? Mungkinkah keteraturan sistematis seperti ini dapat terjadi secara
spontan?
Suatu kegiatan yang sudah
direncanakan tidak mungkin berjalan secara spontan. Selain itu, baik burung
maupun hewan migran lain tidak memiliki penunjuk waktu, dalam bentuk apa pun.
Setiap tahun semua hewan migran bermigrasi pada waktu yang telah ditentukan
oleh mereka sendiri, tetapi bukan berdasarkan jam tubuh. Yang disebut sebagian
orang sebagai jam tubuh adalah kekuasaan Allah atas semua makhluk. Hewan migran
mengikuti perintah Allah seperti halnya semua isi alam semesta.
Penggunaan Energi
Burung menggunakan banyak energi saat
terbang. Oleh karena itu, mereka membutuhkan lebih banyak sumber ener-gi
daripada hewan darat maupun hewan laut. Misalnya, untuk terbang sejauh 3.000 km
antara Hawaii dan Alaska, burung kolibri (yang memiliki bobot beberapa gram)
harus menge-pakkan sayap sebanyak 2,5 juta kali. Meskipun begitu, mereka dapat
tetap berada di udara selama 36 jam. Kecepatan rata-rata selama melakukan
perjalanan ini kurang lebih 80 km/jam. Selama melakukan penerbangan seberat
ini, jumlah asam dalam darah bertambah secara berlebihan, dan burung dapat
pingsan akibat suhu tubuh yang meningkat. Beberapa burung menghindari bahaya
ini dengan mendarat. Lalu, bagaimanakah mereka dapat terbang melintasi lautan
yang luas dengan selamat? Berdasarkan pengamatan ahli burung, dalam keadaan
seperti ini, burung mengembangkan sayap selebar-lebarnya, dan dengan
beristirahat dalam keadaan tersebut, suhu tubuhnya turun.
Burung migran memiliki sistem
metabolisme tubuh yang kuat agar dapat melakukan aktivitas yang berat ini.
Misalnya, aktivitas metabolisme pada burung kolibri, burung migran terkecil,
dua puluh kali lebih kuat daripada aktivitas metabolisme gajah. Suhu tubuh
burung dapat naik hingga 62oC.
Teknik Terbang
Sebagai makhluk yang diciptakan untuk
melakukan penerbangan berat, burung juga dikaruniai kemampuan untuk
memanfaatkan angin guna membantu mereka terbang.
Misalnya, burung bangau dapat terbang
hingga ketinggian 2.000 m dengan mengikuti arus udara panas, lalu meluncur
dengan cepat menuju arus udara panas berikutnya tanpa harus mengepakkan sayap.
Teknik terbang lain yang biasa
dilakukan sekelompok burung adalah formasi “V”. Pada teknik ini, burung yang
besar dan kuat berada paling depan sebagai perisai melawan arus udara dan
membuka jalan bagi burung lain yang lebih lemah. Dietrich Hummel, seorang
insinyur penerbangan, telah membuktikan bahwa dengan pengaturan seperti ini, secara
umum kelompok tersebut dapat menghemat energi hingga 23%.
Terbang Sangat Tinggi
Beberapa burung migran terbang sangat
tinggi. Misalnya, angsa dapat terbang pada ketinggian 8.000 m. Ini adalah hal
yang luar biasa mengingat pada ketinggian 5.000 m kerapatan atmosfer berkurang
sebanyak 63% dibandingkan pada permukaan laut. Terbang pada ketinggian dengan
atmosfer sangat tipis, burung tersebut harus mengepakkan sayap lebih cepat dan
karenanya harus mendapatkan oksigen yang lebih banyak pula.
Meskipun demikian, paru-paru burung
ini telah diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat secara maksimal
memanfaatkan oksigen yang tersedia pada ketinggian tersebut. Paru-paru burung,
yang ber-fungsi secara berbeda dengan paru-paru mamalia, membantu mereka
mendapatkan energi yang lebih besar dari udara yang lebih sedikit.
Indra Pendengaran yang Sempurna
Selagi bermigrasi, burung harus
memperhatikan gejala atmosferis. Misalnya, mereka mengubah arah untuk
menghindari badai yang men-dekat. Melvin L. Kreithen, ahli burung yang meneliti
indra pendengaran burung, mengamati bahwa beberapa jenis burung dapat mendengar
bunyi yang berfrekuensi sangat rendah, yang tersebar jauh dalam atmos-fer. Oleh
karena itu, burung migran dapat mendengar terbentuknya badai di gunung pada
kejauhan atau halilintar di atas samudra yang berjarak ratusan kilometer di
depan. Selain itu, telah diketahui pula bahwa burung dikenal berhati-hati dalam
menentukan rute migrasinya; mereka akan menghindari daerah dengan kondisi
atmosfer yang berbahaya.
Persepsi Arah
Bagaimanakah burung dapat menentukan
arah tanpa bantuan peta, kompas, atau penunjuk arah lain selama penerbangan
yang panjang menempuh ribuan kilometer?
Teori pertama yang dikemukakan
berkenaan dengan pertanyaan tersebut adalah bahwa burung menghafal
karakteristik daratan di bawah mereka, sehingga dapat menemukan daerah tujuan
tanpa kebingungan. Akan tetapi, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa
teori ini tidak benar.
Dalam sebuah percobaan yang
menggunakan burung dara, diguna-kan lensa buram untuk mengaburkan penglihatan
burung dara. Dengan begitu, mereka tidak dapat menggunakan tanda-tanda daratan
di bawahnya sebagai penunjuk. Meskipun demikian, ternyata burung dara tetap
dapat menemukan jalan mereka meskipun tertinggal beberapa kilometer dari
kelompoknya.
Penelitian berikutnya menunjukkan
bahwa medan magnet bumi berpengaruh terhadap beberapa spesies burung. Berbagai
kajian menun-jukkan bahwa tampaknya burung memiliki sistem reseptor magnetik
yang maju, yang memungkinkan mereka menentukan arah dengan menggunakan medan
magnet bumi. Sistem ini membantu burung me-nentukan arah dengan merasakan
perubahan medan magnet bumi selama migrasi. Berbagai eksperimen menunjukkan
bahwa burung mig-ran dapat merasakan perbedaan medan magnet bumi sebesar 2%.
Sebagian orang berpikir bahwa mereka
dapat menjelaskan hal tersebut dengan mengatakan bahwa burung memiliki semacam
kompas di dalam tubuhnya. Pertanyaannya justru ada di sini.
Pertanyaannya adalah: bagaimanakah
burung-burung tersebut da-pat diperlengkapi dengan “kompas alami”? Kita tahu
bahwa kompas ada-lah hasil penemuan manusia. Lalu bagaimanakah kompas - alat
yang dibuat manusia dengan pengetahuan yang dimilikinya - dapat berada pada
tubuh burung? Mungkinkah bertahun-tahun yang lalu, ketika ber-usaha menemukan
arah, spesies burung memikirkan cara menggunakan medan magnet bumi untuk
menentukan arah dan membuat reseptor magnet pada tubuhnya? Mungkinkah bertahun-tahun
yang lalu spesies burung diperlengkapi dengan mekanisme seperti ini secara
kebetulan? Tentu saja tidak….
Burung tersebut maupun peristiwa
kebetulan tidak mungkin dapat menambahkan kompas yang sangat maju ke dalam
tubuhnya. Struktur tubuh, paru-paru, sayap, sistem pencernaan, dan kemampuan
burung untuk menentukan arah adalah contoh dari ciptaan Allah yang sempurna:
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Mem-bentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik.
Ber-tasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Hasyr, 59: 24) !
Picture Text
Panjang burung kolibri hanya lima
sentimeter
Ilustrasi ini menunjukkan dua belas
faktor yang menguntungkan bagi burung pada saat terbang:
1. Matahari
2. Penentuan
waktu
3. Posisi
bintang
4. Sinar
ultraviolet
5. Cahaya
terpolarisasi
6. Suara
berfrekuensi sangat rendah
7. Suara
seperti gelombang dan guntur yang datang dari kejauhan
8. Medan
magnet bumi
9. Gravitasi
10. Perkiraan meteorologi
11. Angin yang menguntungkan
12. Karakteristik daratan di bawahnya
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah,
kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan
mengembangkan sayapnya. Masing-masingnya telah mengetahui (cara) sembahyang dan
tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nuur,
24: 41) !
PERJALANAN
KUPU-KUPU RAJA
YANG
MENAKJUBKAN
Kisah perjalanan migrasi kupu-kupu
raja, yang hidup di Kanada bagian tenggara, lebih rumit daripada migrasi
burung. Kupu-kupu raja umumnya hidup hanya 5-6 minggu setelah berkembang dari
ulat. Dalam setahun terdapat empat generasi kupu-kupu raja. Tiga dari empat
generasi kupu-kupu raja hidup di musim semi dan musim panas.
Situasi berubah dengan datangnya
musim gugur. Migrasi dimulai pada musim gugur, dan generasi yang bermigrasi
akan hidup jauh lebih lama dari generasi lain yang hidup di tahun yang sama.
Kupu-kupu raja yang bermigrasi adalah generasi yang keempat.
Hal yang cukup menarik adalah,
migrasi dimulai pada malam ekuinoks musim gugur (hari ketika waktu siang dan
malam sama panjang). Kupu-kupu yang bermigrasi ke selatan, hidup enam bulan
lebih lama dibandingkan ketiga generasi sebelumnya. Mereka membutuhkan waktu
hidup yang lebih lama agar dapat bermigrasi dan kembali lagi.
Kupu-kupu yang terbang ke selatan
tidak berpencar setelah melalui garis balik utara (garis lintang utara 23,30)
dan meninggalkan udara dingin. Setelah bermigrasi melintasi setengah benua
Amerika, jutaan kupu-kupu itu mendiami bagian tengah Meksiko. Di daerah ini
jajaran gunung berapi dipenuhi bermacam-macam jenis tumbuhan. Bertempat di
ketinggian 3.000 m, tempat ini cukup hangat bagi kupu-kupu. Selama empat bulan,
dari Desember hingga Maret, kupu-kupu tidak memakan apa pun. Mereka hanya minum
air selama cadangan lemak tubuh mereka masih mencukupi sebagai sumber makanan.
Bunga yang bermekaran di musim semi
cukup penting bagi kupu-kupu raja. Setelah empat bulan berpuasa, untuk pertama
kalinya di musim semi kupu-kupu mengadakan pesta nektar. Setelah itu, mereka
memiliki cadangan energi yang cukup untuk kembali ke Amerika Utara. Selain
waktu hidupnya yang dua bulan diperpanjang menjadi delapan bulan, generasi ini
tidak berbeda dengan tiga generasi sebelumnya. Mereka kawin di akhir Maret
sebelum memulai perjalanannya. Pada saat ekuinoks, kelompok kupu-kupu akan
terbang kembali ke Utara. Begitu mereka menyelesaikan perjalanannya dan tiba di
Kanada, mereka mati. Namun, sebelum mati, mereka bertelur untuk menghasilkan
generasi baru, yang penting bagi kelangsungan spesiesnya.
Generasi yang baru lahir adalah
generasi pertama pada tahun tersebut dan hidup selama 1,5 bulan. Generasi ini
akan diikuti oleh generasi kedua dan ketiga. Ketika datang generasi keempat,
migrasi kembali berulang. Generasi ini akan hidup enam bulan lebih lama
daripada generasi sebelumnya, dan rantai ini akan terus berlanjut dengan cara
yang sama.
Sistem yang sangat menarik ini menimbulkan
banyak pertanyaan: bagaimanakah generasi keempat dari empat generasi kupu-kupu
dapat hidup enam bulan lebih lama? Bagaimanakah waktu hidup generasi ini selalu
bertepatan dengan musim dingin dan berlangsung selama ini selama beribu-ribu
tahun? Bagaimanakah kupu-kupu selalu memulai migrasi pada saat ekuinoks, dan
bagaimanakah mereka bisa begitu sensitif terhadap panjang waktu siang dan
malam? Apakah mereka menggunakan kalender untuk menentukan saat migrasi?
Pertanyaan ini tidak dapat dijawab
oleh teori evolusi maupun variasi lain dari teori tersebut. Kupu-kupu ini telah
memiliki karakteristik istimewa tersebut sejak mereka diciptakan. Jika saja
generasi keempat kupu-kupu raja yang pertama ada di bumi tidak memiliki
karakteristik untuk hidup lama, semua kupu-kupu tersebut akan mati selama musim
dingin dan hewan ini akan punah.
Kupu-kupu raja tentunya telah
memiliki karakteristik yang luar biasa ini semenjak mereka diciptakan.
“Peristiwa kebetulan” tidak mampu mengatur generasi hewan berdasarkan migrasi.
Selain itu, tidak mungkin kupu-kupu dapat memutuskan agar generasi keempatnya
dapat hidup lebih lama, dan mengatur metabolisme, DNA, dan gen mereka sesuai
dengan kebutuhan tersebut.
Jelas bahwa kupu-kupu raja diciptakan
dengan keistimewaan-keistimewaan tersebut.
Picture Text
Pohon ini jadi tidak tampak saat
ribuan kupu-kupu raja hinggap dan menutupi seluruh bagiannya.
ALAM DAN
TEKNOLOGI
Setiap hari manusia membuat kemajuan
di bidang teknologi, yang menghasilkan produk dan desain yang menakjubkan. Umat
manusia dapat merancang dan membuat produk baru dengan ke-mampuan yang Allah
berikan kepada mereka. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus; manusia
tidak berhak bersikap sombong atau arogan karena semua kemampuan tersebut
adalah pemberian Allah.
Alam adalah salah satu bukti anugerah
Allah. Orang-orang yang memperhatikan sekelilingnya akan melihat bahwa Allah
telah memberi alam keajaiban-keajaiban yang tak terhitung jumlahnya. Di mana
pun, setiap makhluk hidup, dari tumbuhan hingga hewan, di darat maupun di laut,
diperlengkapi dengan keistimewaan yang menakjubkan. Bab ini akan menghadirkan
contoh-contoh makhluk hidup yang boleh dibilang memiliki teknologi. Bab ini
bertujuan memperlihatkan bahwa hal-hal yang disangka manusia adalah hasil
pencapaian keahlian mereka sebenarnya sudah lama ada di alam, dan untuk
mengingatkan bahwa tidak pada tempatnya manusia menyombongkan diri.
Sebagian rancangan yang dibuat
manusia sebagai hasil penelitian, kerja keras, dan perkembangan teknologi
selama bertahun-tahun, ter-nyata sudah ada di alam selama berjuta-juta tahun.
Para ilmuwan, yang menyadari hal ini, lama mengamati dan belajar dari alam dan
menggu-nakan hasil pengamatan tersebut dalam temuannya. Mereka mulai
mengembangkan model baru dengan mengambil contoh dari alam. Mereka menyadari
ada perbedaan besar antara teknik yang mereka gunakan dan teknik yang sempurna
di alam. Hal ini membawa mereka pada keyakinan adanya Pemilik Kebijaksanaan
yang mengatur alam semesta. Mereka memahami bahwa semua kepelikan yang ada di alam
tidak mungkin terbentuk secara kebetulan. Pemilik dari kebijaksanaan, yang
keberadaannya telah mereka terima melalui ilmu pengetahuan, tak lain adalah
Allah, yang Memelihara surga dan bumi.
Misalnya, setelah para ilmuwan
mempelajari tentang lumba-lumba, tonjolan haluan kapal yang awalnya berbentuk
“V” diubah menjadi ton-jolan yang disebut “moncong lumba-lumba”. Para perancang
mengeta-hui bahwa struktur moncong lumba-lumba sangat ideal untuk menyeru-ak di
air secara hidrodinamis. Tidak diragukan lagi, tak hanya moncong, tetapi
seluruh ciri-ciri lumba-lumba adalah ideal karena masing-masing ciri adalah
ciptaan Allah, sang “Pencipta” (QS. Al Hasyr, 59: 24)
Pada bab ini kita akan meninjau
berbagai model, yang dibuat para perancang dengan mencontoh apa yang ada di
alam, seperti halnya pada lumba-lumba. Kita akan melihat ciptaan Allah yang
sangat menakjubkan. Semua keistimewaan makhluk hidup adalah rancangan yang
menakjub-kan, dan sangat penting agar kita menyadari kekuasaan Allah. Semua
keistimewaan yang diungkapkan pada bagian ini telah ada sejak berjuta-juta
tahun, yaitu sejak mereka diciptakan. Manusia baru mampu meniru sebagian
keistimewaan tersebut semenjak beberapa abad belakangan ini. Bagi orang-orang
yang dapat melihat bukti-bukti kekuasaan Allah, semua yang ada di alam
diberkahi dengan keistimewaan tertentu. Seperti dalam ayat:
“...untuk menjadi pelajaran dan
peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).” (QS. Qaaf, 50:
8) !
Picture Text
Robot dan Serangga
Para ilmuwan yang mengerjakan
teknologi robot telah mengamati serangga selama penelitian mereka. Robot-robot
tersebut, yang dibuat mengacu pada kaki serangga, memiliki keseimbangan yang
kokoh ketika berdiri di lantai. Robot-robot yang dipasangi alat pengisap pada
bagian ujung kaki, mampu berjalan di dinding dan langit-langit seperti lalat.
Perban Velcro and Tanaman Burr
Seorang insinyur Swedia bernama
Georges de Mestral mengembangkan sistem kancing baru yang disebut the Perban
Velcro dengan meniru tanaman burr.
Setelah berupaya keras membersihkan
duri tanaman ini yang menempel pada bajunya, Mestral berpikir untuk menggunakan
sistem tanaman tersebut dalam industri pakaian. Dia membuat sistem penjepit
yang sama pada mantel, dengan meletakkan kait-kait tanaman ini pada satu sisi
dan ikal bulu hewan pada sisi yang lain.
Dengan fleksibilitas yang dimiliki
kait dan ikal ini, sistem ini mudah melekat dan dilepaskan. Karena inilah
pakaian yang dikenakan astronot sekarang diperlengkapi dengan Perban Velcro.
Concorde dan Ikan Lumba-lumba
Moncong lumba-lumba dijadikan model
untuk merancang pesawat Concorde. Dalam penelitian yang dilakukan para insinyur
untuk mengurangi gesekan udara pada permukaan luar Concorde, moncong
lumba-lumba yang berbentuk kumparan telah memberikan inspirasi. Sirip ekor ikan
ini berfungsi sebagai mesin di dalam air. Serupa dengan hal itu, motor pesawat
Concorde ditempatkan di bagian belakang dan berfungsi sebagai motor pendorong
seperti sirip lumba-lumba. Penyesuaian ini mendapatkan hasil yang sangat baik.
Sonar dan Ikan Lumba-lumba
Dari organ khusus pada kepala bagian
depan, lumba-lumba memancarkan gelombang bunyi sebesar 200.000 hertz
(getaran/detik). Dengan bantuan getaran ini, mereka tidak hanya dapat mendeteksi
rintangan dalam perjalanan mereka. Dari kualitas gemanya, mereka juga dapat
memperkirakan arah, jarak, kecepatan, ukuran, dan bentuk rintangan yang ada di
depan mereka tersebut. Prinsip kerja sonar sama dengan kemampuan sonar
lumba-lumba.
Kapal Selam dan Ikan Lumba-lumba
Struktur tubuh lumba-lumba yang
berbentuk kumparan memberi mereka kemampuan bergerak sangat cepat di dalam air.
Para ilmuwan menemukan keistimewaan lain yang memegang peranan penting dalam
cepatnya pergerakan hewan air ini:
Kulit lumba-lumba tersusun atas tiga
lapisan. Lapisan terluar sangat tipis dan luwes. Lapisan di bawahnya tebal dan
terbuat dari rambut luwes, yang membuat lapisan ini mirip sikat rambut plastik.
Lapisan ketiga di bagian tengah terbuat dari bahan seperti spons. Tekanan
tiba-tiba, yang dapat berpengaruh pada lumba-lumba yang sedang bergerak cepat,
diredam pada saat tekanan ini ditransmisikan ke lapisan dalam.
Setelah melakukan penelitian selama
empat tahun, para insinyur kapal selam Jerman berhasil membuat lapisan sintetis
dengan sifat-sifat yang sama. Lapisan ini tersusun atas dua lapisan karet, dan
yang di antara kedua lapian terdapat gelembung seperti pada sel kulit
lumba-lumba. Ketika lapisan ini digunakan, kecepatan kapal selam meningkat
hingga 250%.
Penyekat Panas pada Cerobong Asap dan
Jelatang
Bagain dalam jelatang dilapisi
lapisan keras yang terbuat dari kapur dan silika. Lapisan khusus ini melindungi
jelatang melawan cairan, yang dapat membakar kulit, yang dihasilkan tanaman.
Perusahaan Jerman telah mulai mempergunakan sifat perlindungan jelatang ini
pada cerobong asap di pabrik.
Kerangka Bunga Karang
Karang laut memiliki struktur
kerangka yang berjalin, yang terbuat dari serat kaca dan struktur seperti jarum
tipis. Kerangka ini melindungi bunga karang dari semua kondisi akuatik. Gedung
BMW, yang dibuat dengan teknik yang serupa, tetap saja lebih lemah dibandingkan
struktur kerangka bunga karang yang hidup dalam medium akuatik.
Helikopter dan Capung
MBB, sebuah perusahaan yang
memproduksi alat perang dan roket, telah menggunakan struktur aerodinamik dan
gaya terbang capung sebagai model untuk membuat helikopter tipe BO-105.
Perusahaan pembuat helikopter AS,
Sikorsky Helicopter Company, mengembangkan desain baru dengan secara langsung
mengadaptasi metode terbang capung. Proses ini terlihat pada gambar di atas
yang memperlihatkan bentuk peralihan dalam desain helikopter.
Sayap Pesawat dan Capung
Pada tahun 1930-an, para insinyur
mulai memodifikasi tepi sayap pesawat, untuk mencegah rusaknya pesawat oleh getaran
akibat arus udara. Dua puluh tahun kemudian, para ilmuwan menemukan bahwa
sistem ini telah ada pada sayap capung. Sel hitam kecil pada ujung sayap capung
memiliki fungsi yang sama sebagai penahan pada bagian ujung sayap pesawat.
Burung Heriang dan Pesawat
Burung heriang membuka bulu pada
ujung sayapnya seperti jari-jari tangan, sehingga mengurangi pusaran udara yang
terbentuk oleh sayapnya. (kiri) Gambar ini menunjukkan model yang disiapkan
untuk menggunakan struktur aerodinamik yang sama pada pesawat.
Pesawat dan Ikan Lele
Bentuk ikan lele yang datar, yang
sangat efektif secara hidrodinamis, telah dijadikan model untuk rancangan
pesawat. Saat ini, model yang berbentuk datar telah secara umum digunakan baik
dalam industri alat perang maupun penerbangan sipil. Misalnya, model “Orient
Express” yang dibuat oleh McDonald Douglas tampak seperti ikan lele. Model yang
berbentuk datar ini, yang dua kali lebih cepat dari suara, meminimalkan tahanan
udara selama penerbangan.
Radar dan Kelelawar
Meskipun berpenglihatan lemah
sehingga bisa dianggap buta, kelelawar memancarkan gelombang bunyi dengan
frekuensi sangat tinggi atau disebut ultrasound. Suara ini, yang melebihi
20.000 hertz (putaran/detik), tidak dapat didengar manusia. Gelombang bunyi
yang dipancarkan kelelawar dipantulkan oleh burung di udara, hewan di darat,
dan benda lain yang menghalangi jalan kelelawar. Kelelawar menentukan arah dan
orientasi berdasarkan getaran yang dipantulkan. Radar bekerja dengan prinsip
yang sama.
Biji “maple” dan Baling-baling
Bentuk biji maple membuat biji ini
dapat berputar dengan sangat cepat saat jatuh ke tanah. Bentuk telah memberikan
inspirasi pada Sir George Cayley, salah satu pakar penerbangan yang pertama.
Biji “chicory” dan Parasut
Biji tumbuhan chicory liar dapat
menempuh perjalanan jauh di udara dengan bantuan angin. Parasut memiliki
prinsip yang sama dengan tumbuhan ini.
Kapal Selam dan Nautilus
Ketika harus menyelam, nautilus
mengisi ruang-ruang kecil dalam tubuhnya dengan air. Ketika ingin ke
permu-kaan, nautilus akan memompa gas tertentu yang dihasil-kannya ke dalam
ruang-ruang kecil tersebut dan melepaskan air tadi. Ruang seperti yang terdapat
pada nautilus telah digunakan pada kapal selam, dan air yang masuk dilepas-kan
dengan meng-gunakan pompa air.
Mulut Lalat dan Ritsleting
Ritsleting baru ditemukan satu abad
yang lalu. Akan tetapi, lalat telah menggunakan sistem ritsleting untuk menutup
bibir bagian bawahnya selama ratusan ribu tahun, sejak mereka diciptakan. Ujung
belalai atau proboscis mengembang, membantu memperlihatkan ritsleting alami
tersebut.
Kupu-kupu dan Pipa Air
Belalai atau proboscis kupu-kupu
adalah alat yang maju dan diper-lengkapi berbagai teknik yang terperinci.
Ketika sedang istirahat, belalai ini menggulung seperti pegas lingkar pada jam
tangan. Ketika kupu-kupu ingin makan, otot khusus pada belalai bergerak. Ketika
belalai membuka dan berbentuk seperti pipa, ia dapat menghisap nektar bunga
dari petal terdalam. Sedotan yang kita gunakan untuk minum juga memiliki sistem
yang sama.
Arsitektur dan Jaring Laba-laba
Jaring laba-laba yang dibuat oleh
laba-laba “embun” memiliki struktur yang padat sehingga jaringnya tahan
koyakan. Saat ini, keistimewaan jaring ini telah diketahui oleh para insinyur
sipil, yang menggunakan sistem yang sama dengan bantuan kawat berduri. Terminal
Haji di Bandara Jeddah dan Kebun Binatang Munich hanyalah dua contoh bangunan yang
mengunakan prinsip yang sama dengan jaring laba-laba.
Teleskop, Lebah, dan Sarang Lebah
Sarang lebah digunakan sebagai model
untuk membuat kerangka teleskop.
Lensa teleskop angkasa, yang
dirancang untuk mengumpulkan sinar X yang dipancarkan benda-benda langit,
dibuat dari cermin segi enam, meniru sarang lebah.
Cermin segi enam digunakan karena,
dengan bentuk ini, tidak ada ruang yang terbuang dan kombinasi segi enam akan
memperkuat struktur secara umum. Selain itu, rangkaian yang terbuat dari segi
enam menyediakan medan penglihatan yang luas dan teleskop kualitas tinggi.
Yang menarik, mata lebah terbuat atas
unit-unit sego ema, selama jutaan tahun sejak mereka diciptakan, seperti juga
teleskop yang ada sekarang.
Snorkel dan Larva Agas
Larva agas yang berkembang di dalam
air mendapatkan kebutuhan oksigen melalui selang udara yang dapat mencapai
permukaan air. Bulu pada sekeliling selang mencegah air masuk ke dalamnya,
seperti sumbat pada puncak snorkel.
Kecairan dan Ikan Trout Biru
Pemadam kebakaran New York
me-nambahkan ke tangki air kendaraan mereka zat bernama “Yolioks”, bahan yang
mirip dengan gelatin kental yang dihasilkan ikan trout biru. Zat ini akan
meningkatkan kecepatan aliran air pada pipa semprot. Sistem ini meningkatkan
volume air yang dikeluarkan hingga 50%. Cairan kental yang menutupi kulit ikan
“trout biru” memperkecil gesekan dengan cara yang sama, dan membantu ikan ini
melaju di air dengan mudah meskipun kuatnya tahanan air.
Menara Eiffel dan Tulang Manusia
Ketika merancang menara yang terkenal
itu, Maurice Koechlin - asisten Eiffel, yang merupakan arsitek menara ini -
mendapatkan inspirasi dari femur, tulang paling ringan dan kuat dalam tubuh
manusia. Hasilnya ada-lah struktur yang kuat dengan sistem ventilasi udara yang
baik.
Femur, yang merupakan sumber
inspirasi menara ini, berbentuk pipa dan memiliki struktur internal yang saling
menyatu, yakni tulang menyempit di tengah dan mengembang di ujung. Struktur ini
memberi tulang keluwesan dan keringanan tanpa harus kehilangan kekuatannya.
Bangunan yang didirikan dengan cara seperti ini sangat hemat material, dan
kerangka bangunan menjadi kuat dan luwes.
Robot dan Cacing
Para peneliti dari Amiens University
menggunakan cacing tanah sebagai model dan membuat robot yang menyerupai cacing,
yang terdiri dari kompo-nen-komponen yang ber-diri sendiri. Robot ini dapat
bergerak di dalam kanal, yang tidak bisa dimasuki manusia, untuk mendeteksi
kebocoran air atau mengukur sesuatu.
Bunga Crocus dan Termometer yang
Sensitif
Crocus adalah bunga yang
diperlengkapi biotermometer. Bunga crocus membuka ketika suhu naik hingga
mencapai suhu yang menguntungkan, dan mulai menutup kembali ketika suhu turun.
Schott Company meniru sensitivitas bunga crocus terhadap suhu, dan menghasilkan
termometer yang dapat mengukur perubahan suhu hingga 0,001o C. (Bild Der
Wissenschaft, Februari 1990)
Stadion Olimpiade Munich dan Jaring
Laba-laba
Struktur rumah crested larsk spider,
yang dibuat dengan merentangkan jaring pada rumput dan semak-semak, telah
dijadikan model dalam pembuatan pelapis langit-langit Stadion Olimpiade Munich.
Akar Jagung dan Kabel Gelas
Penghantar Cahaya
Sesuatu yang serupa dengan kabel
gelas penghantar cahaya telah ada ribuan tahun yang lalu. Akan tetapi, penemuan
kabel penghantar cahaya oleh para peneliti baru saja terjadi beberapa waktu
yang lalu. Tunas biji jagung dapat menghantarkan cahaya matahari sampai
mencapai bagian terdalam dari akar, dan ini membantu perkembangan biji jagung.
Serat optik, yang memiliki sifat menghantar cahaya yang serupa, telah digunakan
secara luas dari keperluan rambu lalu lintas hingga transfer data
antarkomputer.
Stadion Olimpiade Munich dan Sayap
Capung
Meskipun tipis, sayap capung sangat
kuat karena tersusun dari sekitar 1.000 kompartemen. Berkat sturktur yang terbagi-bagi
ini, sayap capung tidak mudah koyak dan mampu menahan tekanan udara. Atap
Stadion Olimpiade Munich dibangun dengan prinsip yang sama (lihat foto kecil).
Jerami dan Struktur Kerangka Bangunan
Struktur bagian dalam jerami yang
berbentuk anyaman membuatnya luwes dan kuat. Struktur kerangka gedung dibangun
dengan teknik yang sama.
Laba-Laba dan Industri Benang
Para ilmuwan masih berupaya membuat
tiruan benang labah-labah, yang tipis namun jauh lebih kuat daripada tali baja
dengan ketebalan yang sama.
“Dia Pencipta langit dan bumi … Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang me-miliki
sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain
Dia; Pencipta segala sesu-atu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara
segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6: 101-102) !
"Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
(QS. Al Baqarah, 2:32) !
0 comments:
Post a Comment